Kubus Apung di Banda Bakali Padang Kembali Dipasang, Sempat Dibuka karena Rusak Diterjang Air
Kubus apung yang berada di aliran Banda Bakali, Kota Padang, sudah kembali terpasang.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kubus apung yang berada di aliran Banda Bakali, Kota Padang, sudah kembali terpasang.
Sebelumnya, kubus apung tersebut rusak akibat debit air yang meningkat setelah turun hujan.
Selain itu, banyaknya sampah hingga terjadi penumpukan juga menjadi pemicunya.
Kubus apung tersebut berada di aliran Banda Bakali dekat jembatan GOR Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
• Kubus Apung di Banda Bakali Masih Perbaikan, DLH Pemko Padang: Tahun 2021 Tambah Dua Lagi
Akibatnya, penahan dan tali terlepas sehingga kubus apung tersebut dibuka kembali untuk diperbaiki.
Pantauan TribunPadang.com pada Sabtu (29/8/2020) terlihat kubus apung tersebut sudah kembali terpasang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Mairizon mengatakan, kubus apung tersebut akan dibongkar pasang ketika terjadinya peningkatan debit air di Banda Bakali.
"Iya, hari ini sudah terpasang lagi, dan saat terjadinya hujan kubus akan dilepas sebelah," kata Mairizon.
Ia mengatakan, hal tersebut merupakan solusi yang telah diambil dalam penanganan sampah di aliran sungai.

• Kubus Apung Penahan Sampah Rusak di Banda Bakali Kota Padang, Nyaris Putus Diterjang Air Deras
"Kemarin itu kan masih percobaan, tapi ternyata tidak bisa," katanya.
Sebelumnya, diberitakan kalau kubus apum tersebut di pasang di aliran sungai Banda Bakali, Kawasan Jembatan Tamsis, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Kubus tersebut disusun satu persatu sehingga membentuk jembatan apung di aliran sungai Banda Bakali.
Namun, Kepala DLH Padang Mairizon menyatakan bahwa fungsi kubus apung tersebut bukanlah untuk jembatan darurat.
"Kubus apung tersebut fungsinya untuk menjebak sampah agar tidak sampai ke muara atau bibir pantai," ujar Mairizon, Sabtu (18/7/2020).
• Alasan di Balik Pemindahan Kubus Apung Banda Bakali Padang ke Jembatan Dekat GOR H Agus Salim
Disebutkannya, fungsi utamanya adalah untuk menjebak sampah agar tidak sampai ke muara.
"Cuman itu fungsinya, tidak ada tambahan jaring apapun. Kubus itu yang berfungsi menjebak sampah, dan bukan berfungsi sebagai jembatan darurat," katanya.
Selanjutnya, akan ada pihaknya yang akan memungut sampah tersebut agar dimasukkan ke dalam truk sampah.
Setelah dikumpulkan, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Aie Dingin.
Disebutkannya, hal itu juga sebagai antisipasi adanya keluhan dari warga dan pedagang yang berada di bibir pantai muara.
Karena, pada saat hujan turun dan membuat sampah terkumpul di bibir pantai muara.
"Saat pasang naik, sampah yang ada di palung terbawa kembali bibir pantai. Jadi kita mengurangi itu," katanya.
"Untuk pemasangan kubus apung di sungai dekat jembatan Tamsis sudah menghabiskan dana Rp 400 juta," sebutnya. (*)