Kubus Apung di Banda Bakali Padang Kembali Dipasang, DLH: Akan Dilepas Sebelah Bila Debit Air Naik
Kubus apung yang berada di aliran Banda Bakali sudah kembali terpasang setelah rusak akibat diterjang air
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kubus apung yang berada di aliran Banda Bakali sudah kembali terpasang setelah rusak akibat diterjang air.
Sebelumnya, kubus apung tersebut rusak akibat debit air yang meningkat setelah turun hujan.
Selain itu, banyaknya sampah hingga terjadi penumpukan juga menjadi pemicu.
Kubus apung tersebut berada di aliran Banda Bakali dekat jembatan GOR atau dekat jembatan yang berada di Jalan Rasuna Said, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Akibatnya, penahan dan tali kubus apung tersebut terlepas sehingga kubus apung tersebut dibuka kembali untuk diperbaiki.
Pantauan TribunPadang.com pada Sabtu (29/8/2020) terlihat kubus apung tersebut sudah kembali terpasang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Mairizon mengatakan bahwa pihaknya telah memasang kembali kubus apung.
Namun, penggunaan kubus apung tersebut akan dibongkar pasang ketika terjadinya peningkatan debit air di Banda Bakali.
"Iya, hari ini sudah terpasang lagi, dan saat terjadinya hujan kubus akan dilepas sebelah," kata Mairizon, Sabtu (29/8/2020).
Ia mengatakan kalau hal tersebut merupakan solusi yang telah diambil dalam penanganan sampah di aliran sungai.
"Kemarin itu kan masih percobaan, tapi ternyata tidak bisa," katanya.

Sebelumnya, diberitakan kubus apung tersebut dipasang di aliran sungai Banda Bakali, Kawasan Jembatan Tamsis, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Kubus tersebut disusun satu persatu sehingga membentuk jembatan apung di aliran sungai Banda Bakali.
Namun, Kepala DLH Padang Mairizon menyatakan bahwa fungsi kubus apung tersebut bukanlah untuk jembatan darurat.
"Kubus apung tersebut fungsinya untuk menjebak sampah agar tidak sampai ke muara atau bibir pantai," ujar Mairizon, Sabtu (18/7/2020).
Disebutkannya, fungsi utamanya adalah untuk menjebak sampah agar tidak sampai ke muara.
"Cuma itu fungsinya, tidak ada tambahan jaring apapun. Kubus itu yang berfungsi menjebak sampah, dan bukan berfungsi sebagai jembatan darurat," katanya.
Selanjutnya, akan ada pihaknya yang akan memungut sampah tersebut agar dimasukkan ke dalam truk sampah.
Setelah dikumpulkan, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Aie Dingin.
Hal itu juga sebagai antisipasi adanya keluhan dari warga dan pedagang yang berada di bibir pantai muara.
Karena, pada saat hujan turun dan membuat sampah terkumpul di bibir pantai muara.
"Saat pasang naik, sampah yang ada di palung terbawa kembali bibir pantai. Jadi kita mengurangi itu," katanya.
"Untuk pemasangan kubus apung di sungai dekat jembatan Tamsis sudah menghabiskan dana Rp 400 juta," sebutnya.(*)