Kisah Inspiratif
Bank Sampah Tuah Basamo Olah Sampah Organik, 'Disulap' Jadi Pengharum Ruangan
Bank Sampah Tuah Basamo di Sumatera Barat (Sumbar) mengolah sampah organik menjadi pengharum ruangan
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
"Jadi, dalam 1 kilogram/Kg gula merah, itu kita masukkan sampahnya 3 Kg dan untuk airnya sebanyak 10 Kg. Nantinya, kita larutkan gula merah dengan air. Jika sudah larut dan tidak ada gumpalan lagi, lalu dimasukkan sampahnya," ujar Iwen.
Semua itu diaduk rata, dan setelah itu ditutup di dalam wadah yang telah disediakan.
Selanjutnya, menunggu selama tiga bulan. Namun, selalu dibuka untuk membuang gas yang ada di dalamnya.
Ia menyebutkan, tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengurangi sampah yang ada di lingkungan. Selain itu, dapat menyelamatkan bumi.
• BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hari Ini, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Daerah Sumbar
• Libatkan Peran Adat Minang, Mulyadi Optimalkan Prinsip Tigo Tungku Sajarangan
"Sebenarnya, ide ini sudah sejak lama. Cuman karena sibuk mengumpulkan sampah non organik, jadi baru terlaksana saat ini," katanya.
Ia mengatakan, selanjutnya akan disosialisasikan kepada masyarakat. Kalau memang sudah dibolehkan untuk berkumpul banyak, kami akan mengumpulkan beberapa ibu rumah tangga (IRT) untuk diberikan materi terkait bagiamana memfermentasi sampah organik ini.
Ia berharap sampah dapur dapat digunakan menjadi lebih bermanfaat, dan dapat diterapkan oleh masyarakat yang dimulai dari dapur masing-masing.
"Sehingga sampah itu tidak terbuang sia-sia, tapi bisa menjadi pengharum ruangan, pupuk, pembersih kaca dan sebagainya. Kalau pembuatan eco enzyme ini tidak tertutup kemungkinan bisa dijadikan ladang bisnis atau usaha baru," kata Iwen.(*)