OPINI
Keadilan dan Imaji Anti Korupsi
KATA-KATA yang paling sering dipakai oleh setiap orang untuk menilai bahkan menghujat penegakkan proses hukum adalah adil atau tidak adil.
Tahun 2015 ketua KPK saat itu Abraham Samad, mengalami pembunuhan karakter berupa penyebaran foto palsu dirinya seolah sedang berduaan dengan wanita di hotel, kemudian tahun 2016 penyidik KPK Novel Baswedan, ditabrak mobil hingga terpental yang mengakibatkan luka pada kaki dan tangannya.
Tahun 2017 penyidik KPK Novel Baswedan kembali diserang dengan disiram air keras oleh 2 (dua) orang yang tidak dikenal sehingga mengakibatkan mata sebelah kirinya rusak dan buta kemudian yang terbaru tahun 2019 ketua dan wakil ketua KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, masing-masing diteror dengan bom melotov dirumahnya.
Maka sesungguhnya penyelesaian terhadap kasus Novel saat tidak hanya sekedar memberikan keadilan bagi seorang warga negara tetapi juga pertaruhan masih adakah imaji anti korupsi yang kuat di negeri ini.
Bahkan labih jauh penuntasan kasus Novel merupakan wujud penyelamatan wajah pemberantasan korupsi di Indonesia terutama yang ditangani KPK karena jamak diketahui isu corruptors fight back sudah kenyang di dapatkan KPK sejak berdiri tahun 2002 sehingga jika tidak diperhatikan serius maka upaya pelemahan terhadap KPK secara langsung akan semakin menjadi-jadi dan koruptor tidak lagi takut dengan KPK ke depannya. (*)