Harimau Sumatera di Solok yang Masuk Perangkap Besi akan Dibawa ke PR-HSD di Dharmasraya
Seekor Harimau Sumatera (Pantera Trigis Sumatrae) masuk perangkap besi di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (28/6/2020)
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
"Kemungkinan daerah jelajah harimau sumatera tersebut bisa sampai ke Nagari Koto Hilalang atau ke Nagari Koto Gaek," ujar dia.
Untuk menghindari adanya korban manusia ataupun ternak, pihaknya melakukan sosialisasi.
• Sudah 180 Pasien Sembuh Covid-19 dari Total 478 Kasus di Sumbar, Meninggal Dunia 24 Orang
Ia mengimbau warga agar sementara waktu menghentikan kegiatan di dalam kawasan atau di pinggir hutan.
Ia juga berharap semua ternak yang berada di dalam kawasan hutan ataupun di pinggir hutan diungsikan ke perkampungan.
"Diharapkan warga yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan untuk membunyikan bunyi-bunyian, khusus dari meriam bambu ataupun meriam karbit yang telah kita pinjamkan ke Nagari Gantung Ciri maupun Wali Nagari Jawi Jawi," katanya.
Ia berharap, bunyi-bunyian itu dapat dilakukan secara serentak setiap sore hingga malam ataupun setelah subuh hingga pagi hari.

• Gempa Kekuatan Magnitudo 2.3 Terjadi di Kota Solok Sumbar, Ada Dua Gempa Tercatat di Jambi
Hal tersebut bisa membuat semakin jauh ke dalam hutan satwa liar khusus harimau sumatera tersebut.
Jika ada keperluan penting dalam rangka memanen hasil pertanian di hutan, kata dia, diharapkan untuk tidak sendirian.
"Lakukanlah panen secara bersama-sama dan jangan memencil dari rombongan. Usahakan sebelum waktu Salat Ashar sudah kembali ke kampung," tuturnya.
Warga Diadang 3 Harimau
Diberitakan sebelumnya, warga Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dihebohkan dengan kemunculan tiga ekor harimau sumatera.
Tiga ekor harimau tersebut terdiri dari induk dan dua ekor anaknya.
Harimau tersebut sudah beberapa kali muncul dan menghadang warga yang pulang dari ladang.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Resor Solok, Afrilius saat dihubungi TribunPadang.com mengatakan, laporan awal warga melihat harimau di Jorong Pinang Sinawa, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.
"Awalnya pada hari Kamis (7/5/2020) ada laporan dari masyarakat Jorong Sinawa, bahwa ada harimau di ladang masyarakat habis memakan babi," katanya, Rabu (20/5/2020).
• Kota Solok Umumkan Kasus Pertama Positif Corona, Seorang Pedagang Keliling Berusia 25 Tahun
Mendapat laporan tersebut, pihaknya mengarahkan warga untuk berhati-hati dan menghentikan aktivitas ke ladang untuk sementara.
Kalaupun warga ingin ke ladang, diminta untuk pergi bersama-sama dan membuat bunyi-bunyian.
Sedangkan untuk hewan ternak, diungsikan ke kampung agar tidak dimangsa harimau.
Namun, lanjutnya, sekelompok harimau ini bergeser ke Jorong Beringin, Nagari Gantung Ciri.
"Jaraknya itu sekitar 8 kilometer dari lokasi awal," ujar dia.
Di lokasi kedua ini, kata dia, tiga harimau kembali menghadang warga yang pulang dari ladang.
• Jadwal Puasa Syawal 2020 dan Puasa Pengganti Ramadhan, Mana yang Didahulukan, Ini Penjelasannya
Peristiwa ini tepatnya terjadi di areal penggunaan lain (APL) atau kebun warga.
Setelah mendapat laporan, pihaknya langsung menuju lokasi untuk mengevakuasi masyarakat.
"Saat itu ada tiga orang dari Polres Solok juga pergi menyelamatkan empat warga yang dihadang harimau," ujarnya.
Namun, tiga personel dari Polres Solok juga dihadang harimau, sehingga mereka memanjat pohon kakao," ujarnya.
Setelah pihaknya sampai di lokasi, mereka berhasil mengevakuasi warga tersebut bersama BPBD, KSDA dan KPHL.
• 2 Remaja Ditemukan Tewas di Limapuluh Kota, Jenazah Tergeletak Dekat Motor Honda CBR
Afrilius mengatakan, pada malam Kamis dilakukan rapat, dan pihaknya dari BKSDA akan melakukan penghaluan untuk penanganannya.
"Harimau itu berada di perbatasan atau di dalam kawasan warga, sehingga harus dilakukan penghaluan ke lokasi SM (Suaka Margasatwa) atau kawasan konservasi," katanya.
Akhirnya dilakukan penghalauan selama empat hari.
Afrilius bersama rekannya dari tim BKSDA Sumbar dan Resor Solok menginap di pondok milik warga.
"Waktu itu langsung didampingi oleh Kepala Seksi Wilayah 3, Nofti Warman."
"Kemudian berhasil melakukan penghaluan, sehingga satwa itu bergeser ke Nagari Jawi-jawi dan berbatasan dengan Nagari Pakan Jumat," katanya.
• Sebaran 478 Kasus Covid-19 di Sumbar, Terbanyak di Padang, Sijunjung Nihil Pasien Positif Corona
Ia mengatakan, pada Jumat (15/5/2020) sore, hujan turun.
Pihaknya mendapati ada empat orang warga terkepung akibat dihadang harimau saat pulang dari ladang.
"Tetapi ladang masyarakat ini sudah berada di dalam kawasan SM Barisan."
"Kami sudah meminta masyarakat tidak boleh melakukan kegiatan di kawasan SM Barisan, karena harimau tersebut sudah berada di kawasan SM," ujarnya.
Menurutnya, pihaknya sudah berhasil menghalau harimau ke SM. Tapi masih ada warga yang beraktivitas di kawasan SM Barisan.
"Namun, menurut masyarakat yang bertemu dengan harimau tersebut, nampaknya tiga ekor harimau tersebut terdiri dari induk dan dua ekor anaknya," ujar dia.
Ia mengatakan, ukuran panjang induknya diperkirakan kurang lebih 2 meter.
"Jadi kami harapkan masyarakat dapat menghentikan kegiatan ke ladangnya dulu untuk mengantisipasi jatuhnya korban manusia," ujar dia.
Ia juga mengingatkan warga untuk tidak memburu atau menembak harimau tersebut, karena hal tersebut sudah perbuatan pidana.
"Harimau ini adalah satwa dilindungi," ujarnya.
Selain itu, tangan kanan induk harimau tersebut terdapat luka bekas jerat seling.
Hal ini membuatnya tidak bisa berburu di dalam hutan, sementara satwa tersebut membesarkan anaknya.
"Ke depan kami akan usulkan melalui Kepala Seksi Wilayah 3, kalau dapat diturunkan tim ahli untuk menangkap induk harimau tersebut dan dilakukan perawatan terhadap tangannya," katanya.
Dikatakannya, setelah dinyatakan sembuh dan dilakukan pelepasan kembali ke SM Barisan.
"Untuk masyarakat yang masih beraktivitas untuk memanen hasil ladang kami himbau untuk tidak sendiri-sendiri, usahakan berkelompok. Jangan lewat pukul 15.00 WIB dan harus sudah pulang," tuturnya.(*)