Orang Tua ABK Kapal China Mimpi Anaknya Pulang dengan Wajah Bintik-bintik Hitam
Orang tua dari ABK kapal China yang terjun kelaut bermimpi anaknya datang ke rumah dengan wajah berbintik hitam.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Orang tua dari ABK kapal China yang terjun kelaut bermimpi anaknya datang ke rumah dengan wajah berbintik hitam.
Anak buah kapal (ABK) tersebut merupakan putra dari Basrizal (46) dan Neni Marlina (43).
Keluarga tersebut tinggal di Jalan Adinegoro Simpang Ilalang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
• UPDATE Corona di Padang, Per 12 Juni 2020 Total 474 Positif Covid-19 dan 238 Sembuh
• Total Sudah 392 Pasien Positif Corona di Sumbar Sembuh, Terbaru Anak-anak Usia 5 dan 9 Tahun
Neni Marlina (43) menceritakan bahwa anak sulungnya dari tiga bersaudara adalah anak yang pintar.
Dikatakannya, sempat sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Padang. Namun, dijelaskannya pindah sekolah ke swasta karena bermasalah.
Ia mengatakan setelah tamat sekolah, anaknya pergi bekerja di atas Kapal Fu Yuan Yu 1218 sejak September tahun lalu.
"Ia pergi dengan tujuan ingin membahagiakan orang tuanya, tapi saat ini tidak ada kabarnya. Saya tidak menyangka nasibnya akan begini," katanya, Sabtu (13/6/2020).
• Strategi Industri Baja di Padang Bertahan di Tengah Pandemi Corona
• UPDATE Corona di Padang Masih Bertambah, Per 11 Juni 2020 Total 464 Positif dan 228 Sembuh
Neni marlina kembali teringat anaknya yang biasanya selalu bangun lebih awal pada saat sahur di bulan suci Ramadan.
"Saya menangis dan berdoa kepada Tuhan, dari dalam hati saya meminta tolong untuk dilihatkan anak saya. Bagaimaan keadananya," katanya.
Ia mengatakan pada malam harinya, Adithya Sebastian (22) datang ke dalam mimpinya dalam keadaan sehat.
"Malamnya, saya mimpi kalau Adit (22) pulang ke rumah dan berdiri di teras rumah ini. Tapi wajahnya berbintik hitam dan berair," katanya.
• Sudah Tidak Ada Lagi Pasien Positif Corona di Kabupaten Solok hingga Kamis 11 Juni 2020
• Update Corona Sumatera Barat Kamis 11 Juni 2020, Tambah 3 Orang Positif Covid-19, Semua Warga Padang
Ia mengatakan, pada Subuh terbangun dan berharap anaknya dapat kembali seperti yang ada di dalam mimpinya.
Setelah mendapat mimpi, ia menceritakan kepada kakak dan suaminya kalau putra sulungnya datang ke dalam mimpinya.
"Saya harap Adit (22) kembali dalam keadaan sehat seperti yang berada di dalam mimpi, hingga saat ini saya masih percaya anak saya masih hidup," ujarnya.
Dijelaskannya, kalau firasatnya mengatakan anaknya masih hidup dan berharap adanya keajaiban datang dari Tuhan.
• Terkait New Normal, Gubernur Irwan Prayitno Sebut Angka Penularan Corona di Sumbar di Bawah 1
• UPDATE Corona di Sumbar Per 9 Juni 2020 Sore, Bertambah 19 Kasus dan Total 645 Positif
"Saya terus meminta dan beroda setiap saat supaya anak saya dieberi kesehatan dan kekuatan agar dapat kembali ke rumah," ujarnya.
Selain itu, ia akan terus mencoba dan tidak akan bosan-bosan meminta kepada Pemerintah agar ada kejelasan.
Ia juga menyebutkan, pihak keluarga lainnya juga memimpikan Adithya (22) masih dalam keadaan hidup diselamatkan orang. Namun, tidak dapat berbicara dan hanya menangis. (*)
Tidak Tahu Kabar Anaknya, Orang Tua ABK Kapal China Berharap Sebuah Kepastian Dari Pemerintah
Orang tua Adithya Sebastian (22) berharap sebuah kepastian dari Pemerintah.
Harapan tersebut karena belum ditemukanya Adithya Sebastian (22), seorang anak buah kapal (ABK) China asal Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Hingga saat ini pihak keluarga belum mendapatkan kepastian kabar dari Adithya Sebastian (22).
• UPDATE Corona di Padang, Per 12 Juni 2020 Total 474 Positif Covid-19 dan 238 Sembuh
• Total Sudah 392 Pasien Positif Corona di Sumbar Sembuh, Terbaru Anak-anak Usia 5 dan 9 Tahun
Basrizal (46), yang merupakan ayah Adithya Sebastian (22) masih menunggu kepulangan anaknya.
"Saya berharap kepada Pemerintah untuk menangani kasus anak saya ini dengan sungguh-sungguh," katanya, Sabth (13/6/2020).
Ia mengaku sudah dua kali mengirimkan surat ke Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan juga kepada Kementerian Luar Negeri RI.
"Komnas HAM saya juga sudah lapor, tapi tidak ada tanggapan," sebutnya.
• Strategi Industri Baja di Padang Bertahan di Tengah Pandemi Corona
• UPDATE Corona di Padang Masih Bertambah, Per 11 Juni 2020 Total 464 Positif dan 228 Sembuh
Ia mengaku sudah ada yang menghubungi seperti dari Pol Airud, dan Kemenlu.
"Tapi cuma sebatas bertanya-tanya saja. Saya sedih sekali, karena saya tidak bisa bekerja dengan sungguh-sungguh," katanya.
Ia mengaku tidak dapat bekerja dengan fokus pada saat ini, karena kabar anaknya belum juga jelas.
"Saya terus memikirkan anak sulung saya, harus kemana lagi saya melapor," ujarnya.
Ia sangat berharap Adithya Sebastian (22) dapat kembali dengan selamat sampai di rumah.
• Sudah Tidak Ada Lagi Pasien Positif Corona di Kabupaten Solok hingga Kamis 11 Juni 2020
• Update Corona Sumatera Barat Kamis 11 Juni 2020, Tambah 3 Orang Positif Covid-19, Semua Warga Padang
Sebelumnya, enam orang ABK kapal China melompat kelaut dan empat orang berhasil diselamatkan oleh Maritim Malaysia pada tanggal 07 April 2020 yang lalu.
Empat orang yang selamat telah kembali ke rumah masing-masing, sesangkan dua orang lainnya bernama Adithya Sebastian (22) dan Sugiyana belum jelas kabarnya. (*)
ABK Kapal China Asal Padang Hilang Setelah Terjun ke Laut, Orang Tua: Ke Mana lagi Saya Melapor
Seorang anak buah kapal (ABK) China asal Kota Padang, Sumbar, dilaporkan hilang.
ABK asal Padang tersebut bernama Adithya Sebastian (22).
Adithya Sebastian dilaporkan hilang pada 7 April 2020 lalu di perairan Malaysia.
• Kapal yang Ditumpangi Wagub Sumbar Nasrul Abit Diterjang Badai dan Ombak Besar
Hingga saat ini, pihak keluarga belum mendapatkan kepastian terkait kabar Adithya Sebastian.
Ayah Adithya yang bernama Basrizal (46) dan ibu Neni Marlina (43) berharap anaknya bisa kembali pulang dengan selamat.
Harapan tersebut disampaikan kedua orang tua Adithya saat ditemui TribunPadang.com di rumahnya di Jalan Adinegoro Simpang Ilalang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Jumat (12/6/2020).
Sang ayah, Basrizal mengatakan, anaknya bekerja di PT Mandiri Tunggal Bahari sebagai ABK.

• 48 Penumpang Kapal Ambu-ambu Dinyatakan Negatif Covid-19, Tiga Lainnya Menunggu Hasil Tes
Anaknya direkrut sebagai ABD di Tegal, Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
"Awalnya berangkat dari rumah ke Tegal pada bulan Agustus untuk bekerja, tapi bekerja di atas kapal Fu Yuan Yu 1218 sejak September yang lalu," kata Basrizal.
Diceritakannya, terakhir anak sulung dari tiga bersaudara berkomunikasi dengannya pada tanggal 4 April 2020 lalu.
"Terakhir komunikasi itu, dia bercerita kalau dia tidak betah berada di atas kapal."
"Diduga adanya perlakuan yang tidak mengenakkan di atas kapal tersebut. Karena itu hanya saya dengar dari yang selamat asal Tiku, Padang Pariaman, Sumbar," katanya.
• 51 Penumpang dan Awak Kapal Ambu-ambu Dikarantina dan Menunggu Hasil Tes Swab
Ia menceritakan, sudah diingatkan agar jangan melakukan hal yang tidak-tidak, apalagi untuk meloncat ke laut.
Namun, dijelaskannya, setelah itu tidak ada komunikasi lagi, karena sinyal tidak selalu ada.
Ia mengatakan, dari pengakuan dari yang selamat bernama Wido Firmando yang terjun ke laut sehabis berkelahi dengan ABK asal China.
Dikatakannya, karena anaknya tidak enak badan, lalu ditendang oleh ABK asal China sehingga terjadi perkelahian.
Ia mengatakan, anaknya kalah banyak, karena ABK asal Indonesia ada enam orang dan ABK asal China ada 12 orang termasuk kapten kapal.
• Kegiatan Operasional di Teluk Bayur Tetap Berjalan Normal, Kunjungan Kapal Asing Berkurang
"Katanya habis dia berkelahi dengan ABK China. Sehingga, memutuskan untuk terjun ke laut dan membawa semua barang-barang dengan posisinya berada di perbatasan Malaysia - Singapura," katanya.
Ia menjelaskan, empat orang terjun lebih dahulu, sedangkan Adithya dan Sugiyana tujuh menit setelahnya.
Namun, hingga saat ini tidak ditemukan keberadaannya.
Ia menjelaskan, Wido Firmando tidak melihat Adithya dan Sugiyana melompat.
Namun, diketahui kalau Sugiyana sedikit takut untuk terjun.
• Kegiatan Operasional di Teluk Bayur Tetap Berjalan Normal, Kunjungan Kapal Asing Berkurang
"Empat orang diselamatkan oleh Maritim Malaysia, dan dua orang tidak ditemukan."
"Saat ini barang-barang anak saya ada bersama Wido Firmando. Namun, dia tidak mau memberikannya karena barang dia ada sama anak saya," katanya.
Basrizal yang bekerja sebagai buruh pabrik itu mengaku tidak bisa bekerja, karena pikirakannya terus teringat anak sulungnya.
Ia merasa tidak fokus untuk bekerja. Dalam seminggu hanya masuk sekitar dua hari.
"Ke mana lagi saya akan melapor, saya sudah mengirim surat ke Kapolri dan Kementerian Luar Negeri. Saya berharap anak saya kembali pulang," katanya. (*)