Citizen Journalism
Ventilator Friendly (VentiFren)
VENTILATOR sebagai alat bantu pernapasan akhir-akhir ini menjadi topik trending ditingkat nasional maupun internasional. Isunya adalah,
Ventilator Friendly (VentiFren)
Oleh : Dr Ir Hidayat, M T, IPM dan Ir Saiful Jamaan, Ph.D, Keduanya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta
VENTILATOR sebagai alat bantu pernapasan akhir-akhir ini menjadi topik trending ditingkat nasional maupun internasional. Isunya adalah, minimnya ketersediaan ventilator untuk menangani pasien Covid-19.
Dikutip dari Tribunnews.com 15/4/2020 bahwa Ventilator atau alat pernapasan buatan Jepang jumlahnya sangat kurang di Jepang.
Lebih lanjut, seperti diberitakan pada Liputan6.com bahwa sebagian besar kematian pasien Corona di Jepang dapat disebabkan oleh kurangnya ventilator.
• FTI UBH dan AYPI Gelar FGD Bertajuk Tantangan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
• Rektor UBH Luncurkan Bilik Disinfektan Karya Tim FTI, Putus Rantai Penyebaran Covid-19
Karenanya, pemerintah Jepang mengimbau produsen ventilator untuk meningkatkan produksi dan memudahkan pendaftaran.
Jumlah pasien positif terpapar corona di Indonesia sudah lebih dari 8.057 orang dan di dunia 2.73 juta orang (Kompas.com, 25 April 2020).
Keluhan utama pasien Covid-19 umumnya gangguan pernapasan mulai dàri gangguan ringan, sampai gangguan berat karena infeksi paru-paru yang bisa berujung pada kematian (alodokter.com).
Dalam kasus yang parah, virus corona bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru, sehingga kadar oksigen tubuh turun dan membuat sulit bernapas.
Dalam Ilmu kedokteran, pasien yang mengalami kesulitan bernapas, pernapasannya dibantu dengan ventilator.
Ventilator adalah perangkat medis yang digunakan untuk membantu pasien yang kesulitan bernapas atau tidak bisa bernapas sendiri. Ventilator akan mengambil alih pernapasan pasien. (Medicom.id, 23/04/2020).
Alat ventilator akan membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis (Tribunnews, 25/04/2020).
Tidak berbeda dengan negara lain, persoalan penanganan pasien corona di Indonesia salah satunya adalah keterbatasan jumlah ventilator yang tersedia di rumah sakit.
Disamping harga mahal, stock yang akan dibeli juga tidak tersedia. Inilah yg mendorong beberapa institusi dan perguruan tinggi luar dan dalam negeri mendesain ventilator praktis, ekonomis dan siap pakai.
ITB dengan Vent-I nya, ITS dengan Robot Ventilator, UI, UGM, UNS, BPPT, Litbang ESDM dan lain sebagainya.