Sumbar Tanggap Darurat Corona
RS Unand Jadi RS Penyangga Pasien Suspect Virus Corona di Sumbar, Sudah Punya Ruang Isolasi
Rumah sakit Universitas Andalas (Unand) akan menjadi rumah sakit penyangga pasien suspect virus corona.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Rumah sakit Universitas Andalas (Unand) akan menjadi rumah sakit penyangga pasien suspect virus corona.
Demikian diungkapkan Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Andalas, Yefri Zulfiqar, Selasa (17/3/2020).
• Pemprov Sumbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Wabah Virus Corona, Berlaku 30 Hari
• Perbedaan Gejala Virus Corona Covid 19 dengan Flu Biasa Walau Sama-sama Menyerang Saluran Pernapasan
Yefri Zulfiqar mengatakan, meski tidak menjadi RS rujukan secara nasional, namun sesuai dengan arahan Gubernur semua RS harus siap siaga melayani pasien, termasuk pasien terindikasi virus corona.
“RS Unand sudah dikunjungi pihak Dinas Kesehatan dan Wakil Gubernur Sumbar. Kita punya ruangan isolasi khusus di basemen yang selama ini kita gunakan untuk menyimpan obat," jelas Yefri Zulfiqar.
Yefri Zulfiqar juga menyatakan, ruangan isolasi itu sudah diperbaiki dan diharapkan dengan renovasi yang dilakukan siap menerima pasien.
Renovasi dilakukan untuk batas masuk pasien dan dokter, kemudian penambahan kamar mandi, dan dipinjamkan ventilator yang sedang diupayakan Dinas Kesehatan.
Dia mengatakan, semua alat-alat yang sudah dipakai untuk Covid-19 tidak bisa digunakan untuk pasien lain.
• 38 Anggota DPRD Padang Masuk ODP Corona Sepulang dari Bali, Kadiskes: Kurangi Aktivitas Sosial
• Sebelum Dinyatakan Positif Corona, Ada Status ODP, PDP & Suspect, Simak Perbedaan Ketiga Istilahnya
"Yang jelas, kita RS Unand siap menerima luberan dari RSUP M Djamil. Kita sudah punya enam ruang isolasi khusus, masing-masing kamar satu tempat tidur," tambahnya.
Kesiapan tersebut juga didukung dengan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
"Kita punya dokter spesialis lima orang yang kompeten serta terlatih, tapi perawatnya masih terbatas."
"Dinkes akan berupaya mendukung dengan tambahan 9 orang perawat yang terlatih. Sekarang kita punya tiga orang," ungkap Yefri Zulfiqar. (*)