Catatan Tahunan Nurani Perempuan:Ada 105 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Sepanjang 2019 di Sumbar

Nurani Perempuan Women’s Crisis Center mencatat ada 105 kasus kekerasan perempuan dan anak sepanjang 2019 di Sumbar.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Rizka Desri Yusfita
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Nurani Perempuan-Woman Crisis Center (WCC), Rahmi Meri Yanti 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Nurani Perempuan Women’s Crisis Center mencatat ada 105 kasus kekerasan perempuan dan anak sepanjang 2019 di Sumbar.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Nurani Perempuan-Woman Crisis Center (WCC), Rahmi Meri Yanti menyebut dari 105 kasus, 98 korban/keluarga melaporkan kasus kekerasan berbasis gender sepanjang Januari hingga Desember 2019.

Daftar Nama Anak Laki-laki dan Perempuan Islami Februari 2020, Ada 400 Rekomendasi dari A Sampai Z

Setelah Ditangkap, Lucinta Luna Akan Ditahan di Sel Laki-laki atau Perempuan? Polisi Jawab Ini

"Dari data itu terlihat, satu orang korban yang melaporkan kekerasan yang ia alami, terkadang mendapat kekerasan lebih dari satu," kata Rahmi Meri Yanti di Padang, Senin (24/2/2020).

Rahmi Meri Yanti merincikan, 105 kasus itu terdiri atas 47 kasus KDRT, perkosaan 25 kasus, pelecehan seksual 6 kasus, Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) 5 kasus, dan eksploitasi seksual 3 kasus.

Selain itu, pernikahan anak 2 kasus, sodomi 9 kasus, traffiking 2 kasus, eksploitasi pekerja anak 2 kasus , penganiayaan 1 kasus, dan non KTP-BG 3 kasus.

Mengenang Ruhana Kuddus, Sosok Jurnalis Perempuan Asal Sumbar dan Pendiri Soenting Melajoe

SUMBAR - Ditanyai Anak, Perempuan yang Digerebek Itu Menangis| Bus Padang-Payakumbuh Terbakar

Rahmi Meri Yanti menyebut, khusus untuk kasus kekerasan seksual ada 51 kasus terdiri atas perkosaan, KTD, eksploitasi seksual, pernikahan anak, sodomi, dan trafficking tujuan seksual.

"Hingga tahun 2019, pelaku kekerasan terhadap perempuan paling banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat atau orang yang dikenal," ungkap Rahmi Meri Yanti.

Dikatakan Rahmi Meri Yanti, suami menjadi pelaku kekerasan yang paling banyak dilaporkan yakni 39 korban.

Ditanya Soal Anak, NN Perempuan Digerebek Andre Rosiade Menangis, Kuasa Hukum: Belum Bicara Banyak

Pengakuan Mengejutkan Eks Simpatisan ISIS Sepulang dari Suriah: Perempuan Dijadikan Pabrik Anak Saja

Selain itu, pacar (13 korban), ayah kandung (8 korban), tetangga (14 korban) dan majikan (6 korban).

Kemudian, dilanjutkan dengan teman (4 korban), ayah tiri (1 korban), abang Kandung (2 korban), kakek (1 korban), penjaga sekolah (1 korban), orang baru dikenal (1 korban), mantan suami (1 korban), muncikari (2 korban), dan tidak diketahui (5 korban).

Rahmi Meri Yanti menjelaskan, kekerasan terhadap perempuan paling banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat karena sudah terkikisnya nilai-nilai bagaimana mereka harus peduli dengan lingkungan mereka sendiri.

Kronologi Dugaan Terjadinya Pelecehan Terhadap Bule Perempuan Asal Jerman

9 Warga Indonesia Terinfeksi Virus Corona di Atas Kapal Diamond Princess, Akan Dikarantina 14 Hari

Dia mencontohkan, ketika ada dia melihat seorang anak berperilaku tidak sesuai dengan seharusnya dengan ayahnya sendiri atau abang kandungnya sendiri, seharusnya itu dipertanyakan kenapa bisa seperti itu.

Sehingga kemudian, ketika masyarakat memiliki rasa kepedulian, tentu kekerasan itu tidak akan terjadi.

"Tentunya laki-laki akan cemas ketika misalnya ada kecurigaan dari masyarakat bahwa dia melakukan tindak kekerasan. Ini yang kita harapkan," terang Rahmi Meri Yanti.

Lelang Jabatan Kepala Dinas Pemko Padang,Sudah Ada Mendaftar 7 Orang,Pendaftaran Sampai 28 Februari

Polsek Pauh Amankan Sopir Perguruan Tinggi di Padang Diduga Simpan Sabu Seberat 122.01 Gram

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved