Penderitaan Seorang Bayi di Padang
KISAH PILU - Bayi Fajar Al Hadi Tergolek Lemah di RS Bhayangkara Padang, Butuh Uluran Tangan
Mata Ratna Sahara tampak sembab sesaat keluar dari ruang NICU RS Bhayangkara Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
"Bobot bayi ketika itu hanya 2,2 kg. Untuk menaikkan berat badannya, disarankan minum susu tinggi kalori, harganya Rp254.000 isi 400 gram," terang Ratna.
Ternyata hal itu belum menjadi solusi dan belum ada perkembangan. Malah intensitas dan jumlah muntah bertambah.
Setiap kali diberi ASI dan juga susu, bayi terus muntah, tak hanya keluar dari mulut saja, tapi juga lewat hidung. Berat badannya tampak terus menurun.
"Pada usia 42 hari, beratnya turun 8 ons atau tersisa 2,2 kg. Ketika itu, dokter menyarankan minum susu penambah berat badan. Namun tak membantu. Justru makin sering muntah," ungkap Ratna.
Karena bayi menunjukkan keadaan yang kian memprihatinkan, maka pada Rabu, (5/2/2020) Ratna bersama adiknya membawa Fajar ke Rumah Sakit Bhayangkara dan berobat ke dokter spesialis anak di sana.
Berat Fajar saat itu hanya tersisa 1,9 kg, karena setiap ASI Atau minum susu bantu sesuai resep dokter, bayi selalu muntah.
Dokter menyarankan untuk cek labor dan hasilnya menunjukkan kalau Fajar mengalami gangguan hormon.
Yakni kekurangan hormon tiroid atau hormon tumbuh kembang.
"Tapi berdasarkan pengalaman orang tua yang anaknya begitu, juga berat badan turun tapi tidak turun dratis seperti Fajar," kata Ratna.
Dokter pun menyarankan untuk segera diopname di rumah sakit karena bayi Fajar sudah dehidrasi dan harus diinfus.
Namun, karena kekurangan biaya, Ratna belum melakukan saran dokter dan masih melakukan rawat jalan dengan memberikan obat sebagai terapi hormon.
"Suami saya hanya seorang pedagang barang second di Batam dengan penghasilan tidak menentu. Saya juga belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, karena tidak ada biaya untuk membayar iuran perbulan," ungkap Ratna.
• Polresta Padang Giatkan Patroli ke Pemukiman Warga untuk Antisipasi Pencurian di Rumah Kosong
• Laporan Curanmor di Padang, 65 Persen Gara-gara Kunci Tertinggal di Sepeda Motor
Apalagi, kata Ratna, kini mendaftar BPJS harus sekeluarga.
Namun karena kondisi kesehatan Fajar terus menurun, meski kekurangan biaya dan Fajar tidak memiliki BPJS, makanya Rabu (12/2/2020) Ratna sekeluarga memberanikan diri untuk membawa Fajar ke Rumah Sakit Bhayangkara dan Fajar segera di opname di ruangan NICU.
Untuk penyembuhannya dibutuhkan banyak biaya yang diperkirakan Rp10.000.000 per hari.
Saat ini hidung Fajar masih dipasang selang makanan. Rabu ini hari keduanya.
"Fajar sedang tidur dan mulutnya diberi dot bayi. Sementara cairan masuk melalui selang makanan. Meski dipasang selang makanan, dia sangat aktif dan banyak gerak," ungkap Ratna.
Sebelum pasang selang makanan, kata Ratna, sebagiah tubuh Fajar pucat dan nafasnya sesak.
Kini sudah normal, namun fisiknya masih lemah dan masih tidur.
Kini, besar harapan Ratna dan keluarga, dapat diberi bantuan sehingga dapat meringankan biaya penyembuhan bayinya, Fajar.
Dia berharap, anaknya tersebut bisa segera sembuh dan menjalani hari-hari dengan ceria seperti anak lain pada umumnya
"Harapannya Fajar cepat sembuh. Fisiknya kembali lagi seperti sedia kala. Mohon doa dari teman-teman semua," tutur Ratna.
Bagi yang ingin memberi bantuan bisa melalui https://kitabisa.com/campaign/sembuhkanfajar. (*)