Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Prihatin, Alat Tangkap Bagan Masih Ada di Danau Singkarak
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Yosmeri menyebut ikan bilih memiliki gizi dan nilai protein yang tinggi.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Yosmeri menyebut ikan bilih memiliki gizi dan nilai protein yang tinggi.
Terutama bagi anak yang berada dalam masa pertumbuhan.
Untuk itu perlu adanya peningkatan konsumsi ikan bilih bagi masyarakat.
• Solusi Sampah di Kawasan Danau Cimpago Padang, Wagub Nasrul Abit: Bisa Dibersihkan Jika . . .
• Alasan Pemprov Sumatera Barat Tebar 10 Ribu Ekor Benih Ikan Puyu di Danau Cimpago Padang
"Hal ini dalam upaya mengatasi stunting di Salingka Danau Singkarak," kata Yosmeri.
Lebih jauh, Yosmeri menuturkan, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Korwil Sumbar dan Dinas Kesehatan sedang berupaya mengatasi stunting.
Caranya dengan mensosialisasikan agar masyarakat meningkatkan konsumsi ikan bilih.
• Viral Restoran di Danau Toba Patok Harga Selangit, Sang Pemilik Akhirnya Angkat Bicara, Faktanya?
• BREAKING NEWS: Ustadz Abdul Somad Ceramah di Pantai Danau Cimpago Padang
Kendati demikian, Yosmeri mengatakan pihaknya prihatin saat ini populasi ikan bilih menurun.
Hal itu dikarenakan akibat operasi bagan yang berdampak buruk bagi kelestarian ikan bilih.
"Bagan kondisi kekinian berdampak bagi warga sekitar danau singkarak, baik bagi kesehatan juga sektor ekonomi dimana ekonomi masyarakat pengolah, penjual dan nelayan tradisional menurun," ungkap Yosmeri.
• Kunjungi Destinasi Wisata Pasar Seni Danau Cimpago, Tersedia Spot Foto Instagramable
• LIVE FACABOOK: Permainan Anak Nagari pada Festival Siti Nurbaya di Danau Cimpago Purus Padang
Tak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi, Yosmeri juga menyebut kemiskinan juga terjadi.
Sebab nelayan pengolah yang selama ini mengolah bilih kekurangan bahan baku.
Yosmeri mengungkapkan, ada 5 ribu orang pengolah ikan bilih, penjual dan nelayan tradisional terpuruk hidupnya karena ada bagan.
• Alat Tangkap Bagan Nelayan Masih Beroperasi di Danau Singkarak, DKP Sumbar: Tenggelamkan Saja Lagi
• Penutupan Tour de Singkarak 2019 Dipusatkan di Pantai Danau Cimpago Padang, Jadi Kota Grand Finish
Sementara, nelayan bagan hanya dinikmati oleh 200 orang saja dan sebagian besar bukan nelayan murni.
"Mereka warga yang tiba-tiba jadi penangkap ikan bagan," ungkap Yosmeri.
Yosmeri juga menegaskan, sesuai Pergub dan Perda Provinsi serta aturan yang ada aktivitas bagan harus "Nol" di Danau Singkarak.
"Karena itu razia bagan akan terus dilaksanakan hingga Danau Singkarak bersih dari aktivitas bagan," tegas Yosmeri. (*)