Sumbar Dilanda Bencana Lagi
Dwikorita Karnawati : Potensi Longsor, Banjir dan Banjir Bandang Masih Mungkin Terjadi di Sumbar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, cuaca ekstrem akan membayangi sebagian besar wilayah Sumatera Barat (Sumbar
Puncak Musim Hujan untuk Wilayah Sumbar, BMKG Minta Masyarakat Waspada
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, cuaca ekstrem akan membayangi sebagian besar wilayah Sumatera Barat (Sumbar).
Hujan lebat berpotensi turun di Sumbar selama masa libur akhir tahun.
"Saat ini puncak musim hujan untuk wilayah Sumbar," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Senin (23/12/2019).
Diungkapkannya, intensitas tinggi ketika terjadi bencana di Solok Selatan yakni mencapai 100 mm dalam waktu satu hari.
Hal tersebut masih berpotensi terjadi hingga satu minggu ke depan atau akhir tahun.
"Potensi longsor, banjir, dan banjir bandang masih mungkin terjadi. Oleh karena itu perlu kewaspadaan masyarakat," harap Dwikorita Karnawati.
Lebih lanjut, dia menerangkan, banjir badang itu biasanya memiliki tanda-tanda. Tidak harus ada hujan di daerah banjir bandang.
Hujan justru terjadi di hulu atau batas gunung.
Dia mengingatkan, kalau melihat awan di atas gunung gelap berarti sudah akan turun hujan.
Masyarakat yang berada di bawah gunung harus wapada, jangan berada di dekat sungai.
"Harus menjauh dari sungai," saran dia.
Menurutnya, semakin dekat banjir bandang, jika air sungai tiba-tiba menjadi keruh.
Maka pihaknya mengimbau, bagi masyarakat yang sedang berenang, segera menyingkir.
"Banjir bandang Itu dengan cepat terjadi, menyapu dan membawa kayu-kayu serta bongkahan," ujarnya.
Sementara pada Januari, BMKG memprakirakan curah hujan mencapai 200 hingga 300 mm dalam satu bulan, artinya curah hujan masih tinggi.
Bahkan Maret meningkat lagi mencapai 400 mm dalam satu bulan.
"Mulai hari ini (Senin 23/12/2019), hingga akhir Maret harus waspada potensi bencana hidrometeorologi dengan cara menghindar apabila ada potensi banjir bandang," imbuh Dwikorita Karnawati.