Solok Selatan Kembali Banjir
Kisah Wahyu, Pemuda Solok Selatan Nekat Lompat ke Sungai Deras Selamatkan Bocah yang Hanyut
Aksi heroik seorang pemuda asal Solok Selatan ketika menyelamatkan seorang korban terseret arus aliran sungai menjadi viral di media sosial.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Aksi heroik seorang pemuda asal Solok Selatan ketika menyelamatkan seorang korban terseret arus aliran sungai menjadi viral di media sosial.
Dia adalah Wahyu Darmawan Taufik (21) seorang pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai tukang tambal ban di Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan.
Wahyu mengungkapkan tidak tahu persis kronologis korban bisa jatuh ke sungai.
Dia menceritakan, pada Jumat (13/12/2019), dia sedang bekerja di bengkel motor miliknya.
Lalu, dia mendengar ada orang teriak-teriak sekitar 1 kilometer dari tempatnya bekerja.
• Banjir di Solok Selatan Merenggut Nyawa, Bocah 3 Tahun Tewas Terseret Arus
Teriakan-teriakan yang mengatakan ada orang hanyut juga ramai bersahutan waktu itu.
"Tolong, tolong. Anak Wawan hanyut," ucap Wahyu menceritakan.
Mendengar itu, Wahyu kemudian menghentikan pekerjaannya dan tanpa pikir panjang Wahyu langsung tancap gas menuju titik lokasi.
Wahyu menuturkan, sempat dilarang orang tuanya agar tidak nekad lompat ke sungai untuk menyelamatkan korban.
"Kata orang tua, saat saya minta kunci motor, jangan kamu. Tangan kamu belum pulih. Baru sebulan kamu mengalami patah tulang tangan. Jangan nekad," ujar Wahyu menirukan.
• Banjir Solok Selatan, Bupati Ungkap Ada Warganya yang Mengungsi di Masjid dan Musala
Namanya orang kepepet, kata Wahyu, tidak mungkin dirinya tidak menolong apalagi dia bisa berenang.
Saat itu, Wahyu tak berpikir risiko mempertaruhkan nyawanya sendiri.
“Setibanya di sana, saya langsung memarkir motor dan lari ke tepi sungai. Saya tidak peduli, saya memberanikan diri berenang untuk menyelamatkan anak itu,” tutur Wahyu.
Di lokasi itu, tutur Wahyu, ada beberapa orang yang melihat dan belum ada tindakan.
Di tepi sungai, tak beberapa lama, dia melihat sendal si anak muncul dan terbawa arus sungai.
Selang beberapa menit kemudian, dia melihat anak terombang-ambing di dalam air.
• UPDATE Banjir Solok Selatan, Bupati Musni Zakaria Sebut 10 Rumah Warga Hancur
“Saya juga seorang warga, tidak tega melihat anak terombang-ambing seperti itu. Saya lari dan langsung meloncat," terangnya.
Di lokasi tempat dia meloncat, terdapat sebuah batu besar.
Kakinya pun terbentur ke batu tersebut. Dan ia sempat terbawa arus.
Kemudian, dia bercerita kembali menepi. Sementara, korban belum juga muncul.
“Saya kembali ke tepi dan mencari tempat yang tinggi,” ujar anak kedua dari enam bersaudara ini.
• Kepala BNPB Ceramahi Warga Setelah Serahkan Bantuan Penanganan Banjir di Solok Selatan
Hanya berbekal ketekadan untuk menolong korban, Wahyu sampai harus berenang melawan arus untuk melakukan evakuasi.
Akhirnya, korban yang belakangan diketahui bernama Aldi Kurniawan (3) itu berhasil dievakuasi.
"Setelah berada di tepi, saya kembali melihat anak itu dan saya langsung meloncat dan menangkapnya," kata Wahyu.
Wahyu bercerita, ia sempat kesulitan menyelamatkan korban karena derasnya arus sungai.
Dia menangkap anak itu menggunakan sebelah tangan kirinya.
• Banjir Solok Selatan, Lahan 1,5 Ha Disiapkan untuk Relokasi Warga, Wagub Sumbar Harapkan Ini
"Sebelah kanan tangan saya, baru sebulan yang lalu mengalami patah tulang. Makanya saya megang tangan kiri."
"Sempat saya ingin berpegangan ke kawat, tapi saya mikir juga, kalau bergelayut pasti tangan saya patah lagi," sambungnya.
Setelah berhasil, Wahyu dan anak itu sempat terbawa arus sungai.
Namun dia beruntung, sudah siap siaga personil Babinsa Muaro Labuah, Sertu Mardi menunggunya di bawah jembatan.
"Pak Sertu Mardi nunggu di bawah. Semuanya basah termasuk handphone, dompet, dan lainnya," kata dia.
Kemudian, korban tersebut dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans yang kebetulan lewat dan langsung dilarikan ke Rumah Saki Umum Daerah (RSUD).
• Kabupaten Solok Selatan Dalam Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Hingga 19 Desember
Saat turun dari ambulans, Wahyu sudah siap siaga menampung kedua tangannya untuk mengangkat korban dan ditidurkan di atas tandu menuju IGD.
Namun malang, 20 menit ditangani tim dokter, anak itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Wahyu mengaku kenal dekat dengan kedua orang tua anak tersebut.
"Orang tuanya berterima kasih karena telah menolong anaknya. Dan saya pun tidak menyadari kejadiannya akan seperti ini.”
“Saya sempat panik awalnya, kalau gak loncat pasti anak itu tidak akan ditemukan secepatnya, apalagi air keruh," tambah Wahyu.
Saat ini, kondisi kaki Wahyu bengkak sebelah kanan. Tetapi, telah diobati dan dibawa ke rumah sakit.
• Kabupaten Solok Selatan Dalam Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Hingga 19 Desember
"Sudah dibawa ke rumah sakit. Kapolres juga sudah datang berkunjung ke rumah. Mereka memberikan penghargaan berupa piagam dan SIM motor," kata Wahyu.
Wahyu menuturkan, tak peduli bahaya waktu itu.
Yang jelas, dia senang dan bangga bisa menyelamatkan orang lain.
"Saya ikhlas, tak mau pandang bulu kalau mau menolong orang lain," ujarnya.
Kalau boleh diibaratkan, kata dia, jika ada orang memasukkan uang ke dalam bungkus plastik senilai Rp1 juta bahkan lebih lalu dihanyutkan ke sungai, dia tidak akan sanggup meloncat.
• BMKG: Masih Terdapat Potensi Hujan dengan Intensitas Sedang hingga Lebat di Kabupaten Solok Selatan
"Kalau anak kecil yang seperti ini, saya berani terjun ke sungai dan menyelamatkannya. Tidak akan ada penyesalan saya setelah menolong orang lain," tuturnya.
Diketahui, atas keberaniannya Wahyu mendapat piagam penghargaan dalam membantu, menolong, menemukan, dan menyelamatkan korban hanyut di aliran Sungai Batang Pulakek.
Penghargaan diberikan oleh Kapolres Solok Selatan.(*)