Berita Padang Hari Ini
Suami Meninggal karena Kecelakaan Kerja di Padang, Istri Menangis saat Terima Santunan dari BPJS
Suami Meninggal karena Kecelakaan Kerja di Padang, Istri Menangis saat Terima Santunan dari BPJS
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - BPJS Ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar menyerahkan santunan jaminan kematian (JKM) kepada ahli waris kuli bangunan di Padang, Rabu (4/12/2019).
Penyerahan disaksikan langsung oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar, Nasrizal.
"Kami turut berbelasungkawa. Tapi kami mengapresiasi para pekerja yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Nasrizal.
• Benarkah Ustadz Abdul Somad Ceraikan Istrinya Mellya Juniarti? Kuasa Hukum UAS Angkat Bicara
Dituturkan Nasrizal, kecelakaan kerja yang berakibat pada kematian memang suatu kondisi yang perlu perhatian.
"Ini menjadi konsentrasi kami di Sumbar. Capaian kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di nasional sudah mencapai 46 persen. Sementara, di Sumbar baru pada level 26 hingga 27 persen," ungkap Nasrizal.
Hal tersebut menjadi kewajiban, baik bagi pekerja formal maupun informal untuk ikut terlibat sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan.
• Mengapa Ustadz Abdul Somad (UAS) Ceraikan Istrinya? Begini Jawaban Mellya Juniarti
"Kita masih tinggal jauh dibanding dengan 46 persen tingkat nasional. Diharapkan pada tahun berikutnya ada peningkatan signifikan," harap Nasrizal.
Mailisa Diana (33) menangis saat menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Dia bercerita, suaminya yang bekerja sebagai seorang kuli bangunan meninggal karena mengalami kecelakaan kerja.
"Suami saya terjatuh dari tempat kerjanya. Dirawat di rumah sakit selama tiga bulan dan meninggal dunia," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
• Diceraikan Ustadz Abdul Somad (UAS), Mellya Juniarti Mengaku Kaget dengan Putusan Pengadilan
Belum segenap sebulan suaminya meninggalkan dia.
Dia mengatakan, santunan yang diterima tak ada arti apa-apa dibanding rasa kehilangan yang dimilikinya.
"Santunan yang diterima jadi tidak seberapa. Suami saya meninggal. Anak empat orang. Sekolah dua orang, balita dua orang," terangnya.
Tapi dia tetap harus melanjutkan kehidupannya.