Jalan ke Lokasi Banjir Bandang Normal
Jalan ke Lokasi Banjir Bandang di Agam Telah Dapat Dilewati Kendaraan Bermotor
Ruas jalan sepanjang kurang lebih 200 meter yang berada di Jorong Gelapung, kini telah dibersihkan dari material longsor.

Jalan di Jorong Gelapung, Kabupaten Agam telah dapat dilewati kendaraan pasca banjir bandang
Laporan Wartan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Ruas jalan sepanjang kurang lebih 200 meter yang berada di Jorong Gelapung, telah selesai dibersihkan dari material longsor.
Alhasil, kini ruas jalan itu sudah dapat dilewati oleh kendaraan bermotor serta warga masyarakat.
Sebelumnya, banjir bandang yang terjadi di Jotong Gelapung, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam sempat lumpuh semenjak Rabu (20/11/2019) lalu.
Camat Tanjung Raya, Handria Asmi menjelaskan bahwa saat ini jalan tersebut sudah dapat dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Kalau kondisi terkini akses jalan sudah terbuka. Untuk akses jalan pada sore kemarin sudah terbuka," kata Handria Asmi, Minggu (24/11/2019).
Disebutkan, bahwa fokus kegiatan pada hari ini adalah melakukan pembersihan material longsor.
"Untuk material bebatuan, sementara dipindahkan dan dibawa dengan truk keluar," kata Handria.
Karena, menurut Handria Asmi sisa material longsor tersebut akan mengganggu arus lalu lintas di ruas jalan tersebut.
"Alat berat masih bekerja hingga hari ini (Minggu siang, red) namun untuk memuat sisa material yang dibawa longsor ke dalam truk," sebut Handria Asmi.
Handria Asmi mengatakan bahwa kondisi yang ada di atas pebukitan masih rawan akan terjadinya banjir atau longsor.
"Kondisi yang di atas masih rawan, dan kemarin saya ketemu bapak dandim dan pihak dinas pekerjaan umum/PU sudah mengecek ke atas (sekitar lokasi terdampak bencana)," kata Handria Asmi.
Disebutkannya bahwa masih ada yang harus dibenahi, yaitu pembuatan irigasi, dan pembetulan kembali aliran air yang ada di atas.
"Sehingga tidak merugikan, dan tidak mengancam warga. Tapi kita harus berkoordinasi dengan Dinas kehutanan," tutup Handria Asmi.(*)