Mengenal Metode Pembelajaran Flipped Learning, Siswa Diberikan Materi Kreatif Sebelum Belajar
Dedy Budiman mengatakan metode flipped learning atau kelas terbalik akan meningkatkan kreativitas siswa.
Penulis: Debi Gunawan | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Ketua Pembina Asosiasi Guru Marketing Indonesia (Agmari), Dedy Budiman mengenalkan metode pembelajaran flipped learning kepada guru-guru bisnis daring dan pemasaran se-Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (6/11/2019).
Dedy Budiman mengatakan metode flipped learning atau kelas terbalik akan meningkatkan kreativitas siswa.
"Kalau dulu kan, kita masuk ke kelas lalu dengarkan kan guru, ada PR, lalu ulangan, itu zaman dulu," jelasnya.
Dengan metode lama tersebut menurut Dedy, siswa akan jadi pasif dan pembelajaran pun akan monoton.
• Agmari Ajarkan Guru di Padang Buat Konten Pembelajaran Menarik Berbentuk Video
Berbeda dengan metode flipped learning, siswa diberikan materi kreatif terlebih dahulu sebelum mengikuti materi pembelajaran di dalam kelas.
Misalnya dalam bentuk video kreatif yang dibuat oleh gurunya.
"Misalkan mengenai materi Perang Diponegoro, guru buat video kreatif tentang perang tersebut, misal kapan perangnya, kapan berakhirnya dan lain sebagainya," tutur Dedy.
Setelah video dibuat oleh guru, video tersebut bisa diunggah di chanel youtube, dan tinggal membagikan link video tersebut untuk ditonton siswa.
"Sehingga di kelas, siswa sudah memiliki ilmunya dan akan membuat suasana kelas menjadi lebih hangat dan kaya diskusi," jelasnya.
• Jatah CPNS untuk Kota Pariaman Disetujui 177 Formasi, Tak Ada Formasi Guru
Dari penuturan Dedy, guru-guru bisa membuat konten pembelajaran dalam bentuk video yang menarik.
Dan siswa-siswa dapat menjadi konten kreator dalam bidang pemasaran daring ke depannya.
Asosiasi Guru Marketing Indonesia (Agmari) bekerjasama dengan Astra Otoshop latih sekitar 80 orang guru bisnis daring dan pemasaran, Rabu (6/11/2019).
Ketua Pembina Agmari, Dedy Budiman mengungkapkan dia terpanggil melihat kondisi guru-guru bisnis daring yang sebagian besar belum melek teknologi.
"Jadi, guru-guru ini kan bisnis daring dan pemasaran yang online, seharusnya belajar harus masuk media online dong," ungkapnya, Rabu (6/11/2019).
