Berita Padang Hari Ini

Ubur-ubur Beracun Juga Muncul di Pantai Pasir Jambak Padang, 4 Bocah Terkena Sengatan

Tak hanya di Pantai Kota Pariaman, ubur-ubur beracun juga muncul di Pantai Pasir Jambak, Kota Padang.

Penulis: Debi Gunawan | Editor: Saridal Maijar
Dokumentasi SAR Parangtritis
Ilustrasi ubur-ubur beracun 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Tak hanya di Pantai Kota Pariaman, ubur-ubur beracun juga muncul di Pantai Pasir Jambak, Kota Padang.

Ubur-ubur yang berwarna biru ini muncul sejak Minggu (6/10/2019) lalu.

Aktivis lingkungan yang juga merupakan pengelola Sea Turtle Camp Pasir Jambak (observasi penyu), Julira (36) mengatakan, ubur-ubur tersebut telah menyengat beberapa orang bocah.

"Hari Minggu dua orang anak-anak yang kena, Seninya juga ada dua anak SD yang mandi di pantai juga kena sengatan," ungkapnya, Rabu (9/10/2019).

Peneliti KKP Ungkap Penyebab Ribuan Ubur-ubur Invasi Pantai Pesisir Selatan, Dipicu Peningkatan Suhu

Keempat anak-anak tersebut dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Untuk mengurangi potensi pengunjung Pantai Pasir Jambak, Julira berinisiatif memungutinya.

"Hidup atau matipun sengatannya sama-sama berbahaya dan beracun," ungkapnya.

Puluhan ubur-ubur beracun tersebut, akhirnya dikuburkan ke dalam pasir agar tidak mengenai anak-anak.

"Warnanya menarik, takutnya anak-anak mengira mainan," ungkap Julira.

Ubur-ubur Beracun yang Invasi Pantai Pariaman Punya 2 Kelamin, Begini Penjelasan Peneliti KKP

Ubur-ubur berkelamin ganda

Ternyata, ubur-ubur Physalia Ultriculus yang muncul di Pantai Pariaman, Sumbar, punya kelamin ganda yang disebut juga dengan Hemaprodit.

Hal tersebut berdasarkan penelirian termuan ubur-ubur beracun di pantai Kota Pariaman baru-baru ini.

Peneliti Bidang Oseanografi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ulung Jantama Wisha mengatakan, jenis ubur-ubur yang berwarna biru ada dua, yaitu Physalia Physalis dan Physalia Utriculus.

"Untuk yang ada di Kota Pariaman dilihat dari fotonya diduga merupakan ubur-ubur jenis Physalia Utriculus," katanya, Selasa (8/10/2019).

Ubur-ubur Beracun di Pantai Pariaman, Wali Kota Genius Umar Sebut Pantai Sudah Dibersihkan dan Aman

Ulung Jantama Wisha mengatakan, bahwa ubur-ubur jenis Physalia Utriculu hidup di Samudera Hindia dan Pasifik.

"Ubur-ubur jenis ini bisa berukuran dengan maksimal 15 cm," katanya.

Menurutnya, ubur-ubur jenis Physalia Ultriculus ini hidup di peraiaran dangkal, kurang dari 50 meter.

Ia menyebutkan, untuk jenis Physalia Utriculus memang beracun, namun tidak berakibat fatal terhadap manusia.

Ciri-ciri ubur-ubur jenis Physalia Ultriculus, mempunyai kantong udara, dan kalau tersengat akan mengakibatkan gatal.

Efeknya cuma gatal saja sih kalau tersengat," katanya.

Ubur-ubur Beracun Invasi Pantai Pariaman, 2 Orang Jadi Korban, Wisatawan Dilarang Mandi di Laut

Ia menjelaskan, untuk makanan ubur-ubur tersebut adalah larva kecil, kerang-kerangan, kepiting kecil, dan udang kecil.

"Ubur-ubur ini muncul di pantai karena pengaruh angin, dan biasanya saat pasang kebawa ombak lagi ke laut," ujarnya.

Ubur-ubur jenis Physalia Ultriculus memiliki keunikan tersendiri, karena spesies ini memiliki sistem reproduksi jantan dan betina.

"Berkembang biak dengan cara Hemaprodit. Bisa reproduksi sendiri karena punya dua kelamin.

Jadi, nantinya ia bertelur, namun untuk periode penetasannya saya kurang tahu," katanya.

Seorang Janda di Tanah Datar Sumbar Bersalin Tanpa Bantuan, Kubur Jasad Bayi di Samping Rumah

Ia mengimbau, supaya ubur-ubur ini tidak disentuh, kalau ingin juga untuk menyentuhnya harus disiram dengan air panas terlebih dahulu.

"Kalaupun mau disentuh harus disiram air panas dulu biar mematikan racunnya," katanya.

Ulung Jantama Wisha mengatakan, bahwa perbedaan antara ubur-ubur jenis Physalia Physalis dan Physalia Utriculus adalah pada ukurannya.

"Warna dasarnya sama-sama biru, ada kehijauan dan merah muda sedikit untuk yang jenis Ultriculus. Kalau yang Physalis lebih kecil ukurannya," katanya.

Ubur-ubur Physalia Physalis banyak ditemukan di Australia, dan asalnya dari Samudera Hindia dan Pasifik.

Ia juga menjelaskan, bahwa keduanya sama-sama membuat gatal.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved