Sebelum Ditemukan di Pasaman Arca Makara Diduga Cukup Lama Terguling di Sungai, Ini Analisanya

Menurut Wahyu Puja Irpan Septario, penemuan seperti itu mengindikasikan batu tersebut sudah lumayan lama terguling di sungai.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
istimewa
Penemuan patung candi yang diduga benda purbakala Arca Makara di Desa Padang Nunang Rao, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar). 

Menurut Wahyu Puja Irpan Septario, penemuan Makara di Desa Padang Nunang Rao sangat menarik.

Sebab Makara belum pernah ditemukan sebelumnya di wilayah Sumatera Barat.

"Sebenarnya sudah pernah ditemukan arca tahun 1984, tapi kan interpretasi para ahli masih beranggapan itu arca salah satu dewa dalam keagamaan Budha. Jadi, belum bisa mengidentifikasi dengan baik kalau itu memang Makara," ujar Wahyu Puja Irpan Septario.

Wahyu Puja Irpan Septario menyebut setelah ditemukan Makara di Rao Pasaman kemarin, akan dikenali bahwa arca yang pernah ditemukan sebelumnya itu adalah Makara.

Karena memang di setiap bangunan candi terdapat dua Makara.

"Ada dua makara di tangga naik menuju ke ruangan candi. Kami menyimpulkan makara yang ditemukan saat ini, pasangan dari makara itu," ungkap Wahyu Puja Irpan Septario.

Dia menjelaskan candi terdiri atas beberapa bentuk, ada yang memiliki ruangan dan ada yang datar saja, akan tetapi kebanyakan memang memiliki makara di bagian tangga.

Di Indonesia banyak jenis Makara. Misalnya di Jawa. Namun memiliki perbedaan.

Perbedaanya terletak pada makhluk yang ada di dalam 'mulut' makara itu sendiri.

Menurutnya, di Jawa makhluk mitologis yang terdapat di 'mulut' makara seperti singa, burung, dan hewan lainnya.

"Makara temuan di Rao ini, saya kaitkan dengan kebudayaan kerajaan Panai di Padang Lawas, Sumatera Utara.

Bentuknya nyaris sama persis dengan makara yang telah ditemukan di situs-situs kerajaan Panai, khususnya Biaro Bahal," ungkap Wahyu Puja Irpan Septario.

Wahyu Puja Irpan Septario menerangkan dari interpretasi Sukawati Susetyo dalam artikelnya berjudul Makara Pada Masa Sriwijaya, setiap makara di beberapa kebudayaan yang ada di Sumatera tidaklah sama.

"Tidak sama karena banyak latar belakang," ucap Wahyu Puja Irpan Septario.

Sukawati Susetyo berpendapat, untuk beberapa Makara di Sumatera yang isinya memang hewan, itu bisa dipastikan terpengaruh corak-corak dari Jawa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved