10 Tahun Gempa Sumbar

Dosen yang Gedung Kampusnya Ambruk Dapati Mahasiswanya Terjebak Reruntuhan hingga Meninggal

Gempa yang berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) pernah mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada tanggal 30 Sept

Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Merinda Faradianti
Yohanes Tuadaru yang saat ini menjabat sebagai Ketua STBA Prayoga 

Kilas Balik Gempa 2009 di STBA Prayoga Kota Padang

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Merinda Faradianti

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gempa yang berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) pernah mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada tanggal 30 September 2009 masing menyisakan duka hingga saat ini.

Gempa yang berkekuatan dahsyat tersebut banyak menghancurkan bangunan serta fasilitas umum lainnya.

Satu di antaranya kampus STBA Prayoga yang beralamat di Jalan Veteran Nomor 8, Purus, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumbar.

TRAGEDI GEMPA 30 September 2009, Momentum Ubah Kota Padang dari Air Mata Jadi Mata Air

MENGINTIP POTRET Gedung Perpustakaan Provinsi Sumbar yang Ambruk Diguncang Gempa

Kilas balik cerita gempa 2009 di Kampus STBA Prayoga tersebut diceritakan kembali oleh Yohanes Tuadaru yang saat ini menjabat sebagai Ketua STBA Prayoga.

Saat ditemui TribunPadang.com, Selasa (17/9/2019) di ruangannya, ia bercerita mengenai proses evakuasi korban dan keadaan kampus STBA Prayoga pada saat itu.

"Saya masih dosen biasa pada saat itu, ketika gempa terjadi saya tidak di kampus. Saya tidak tahu persis apa yang terjadi, akan tetapi pada malam harinya saya baru datang ke kampus dan menyaksikan secara langsung.

Sebenarnya sore saya sudah berusaha dengan motor menerobos ke sini. Tapi macet total, jalan dari tempat saya sudah macet total, sementara kalau kita ke kota melawan arus.

Benar-benar panik dan jalanan padat pada saat itu. Sampai pukul 18.30 WIB belum bisa ke kampus. Saya mendengar kampus ini roboh kira-kira pukul 18.30 WIB," katanya.

Yohanes yang mengetahui kampus STBA Prayoga sudah roboh dari salah seorang tetangga yang berada dekat rumahnya. Ia mendapat informasi bahwa kampus tempat ia mengajar sudah rata dengan tanah.

"Pada saat itu ada orang lewat di depan rumah dia bilang kampus STBA yang biasanya kelihatan dari jalan Veteran tadi kami lewat di sana walaupun agak macet tidak ada lagi. Sudah terang aja dari arah Timur. Saya rasa tidak mungkin, tapi ada teman yang tinggal di komplek rumah saya mengatakan bahwa Padang hancur.

Banyak pagar yang roboh ke jalan, Ambacang juga heboh sekali, di Gamma juga. Kita juga panik dan berusaha menenangkan keluarga, tapi begitu dengar kampus STBA tidak kelihatan lagi dari Veteran saya langsung keluarkan motor tapi tidak berhasil.

Lalu pukul 21.00 WIB ada kawan dosen datang kerumah dengan mobil mengajak melihat kampus.

Dengan mobil kami pelan-pelan sampai di kampus yang kosong tidak ada lagi gedung.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved