Berita Sumbar Hari Ini
106 Hotspot Terpantau di Sumbar, Dominan Terpusat di Perkebunan Pesisir Selatan dan Dharmasraya
Dalam kurun waktu tiga hari, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat sebanyak 106 titik panas terpantau di wilayah Sumatera Barat Sumbar
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Dalam kurun waktu tiga hari, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat sebanyak 106 titik panas (hotspot) terpantau di wilayah Sumatera Barat ( Sumbar).
Titik panas tersebut dianalisis berdasarkan satelit NASA selama 48 jam terakhir per 15 hingga 17 September 2019 oleh Spesialis Geographical Information System (GIS) KKI Warsi, Ahmad Salim Ridwan.
Ahmad Salim Ridwan mengungkapkan, 106 titik panas yang terpantau di Sumbar tersebar di Kabupaten Dharmasraya, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Solok, dan Mentawai.
• Demo Kabut Asap, Mahasiswa Bawa Pocong hingga Bakar Sampah di Halaman Kantor Gubernur Sumbar
Titik panas terbanyak berada di Pesisir Selatan dengan jumlah 55 titik yang terpusat di daerah perkebunan.
Kemudian, Dharmasraya yang juga dominan di areal perluasan lahan kebun yakni sebanyak 43 titik.
Sementara, di Solok Selatan hanya 3 titik, Solok 2 titik, Sijunjung 2 titik, dan Mentawai 1 titik.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, jumlah titik panas yang ada di Sumbar tidak terlalu signifikan jika dibanding provinsi tetangga, yaitu Riau dan Jambi.
• SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming ILC di TV One, Tema Indonesia Lawyers Club: Asap Mengancam Kami
"Secara sebaran, titik panas di Sumbar kebanyakan berada di areal perkebunan, dan tidak ada sama sekali yang berada di hutan alam primer.
Analisis ini juga menunjukkan bahwa kabut asap yang terjadi di Sumbar merupakan asap kiriman dari provinsi tetangga," kata Ahmad Salim Ridwan dalam keterangan tertulis yang diterima TribunPadang.com, Selasa (17/9/2019).
Selanjutnya ia menjelaskan, level confidence titik panas di Sumbar hampir seluruhnya berada pada level nominal.
• Kabut Asap Mengancam Terumbu Karang di Pantai Barat Sumatera, Pegiat Desak Pemerintah
Level confidence merupakan alat analisis untuk melihat tingkat kepercayaan terhadap lokasi yang menjadi titik panas.
"Semakin tinggi level confidence artinya semakin tinggi pula potensi titik api," sambung Ahmad Salim Ridwan.
Lebih lanjut ia menambahkan, ada tiga pembagian kategori level confidence, yaitu level confidence hotspot C < 30 persen artinya level confidence rendah dan hanya perlu diperhatikan.
Sementara, level confidence hotspot C < 80 persen artinya level confidence nominal dengan tindakan yang diharapkan yakni waspada.
• Sumbar Diselimuti Asap Kiriman Tetangga, Gubernur Irwan Prayitno: Jangan Sampai Kita Jadi Korban
Sedangkan tingkat kepercayaan hotspot C < 100 persen artinya level confidence tinggi dengan tindakan segera penanggulangan (high).
Sementara di Sumbar, hanya ada satu titik panas yang berada pada level confidence level high >80 persen yaitu di Pesisir Selatan.
Kemudian di daerah lain, titik panas didominasi level confidence nominal atau perlu ditingkatkan kewaspadaan.
"Karena didominasi oleh titik api dengan level confidence nominal, maka sikap waspada tetap harus dikemukakan.
• Bayi Usia 22 Bulan Sesak Nafas Akibat Kabut Asap di Riau, Dania: Saya Hanya Bisa Menangis dan Berdoa
Ini juga mengingat musim kemarau panjang yang masih terjadi serta masih ditemukannya praktik pembakaran lahan untuk ekspansi areal perkebunan, walaupun tidak terlalu signifikan," jelas Ahmad Salim Ridwan.
Ke depan, pihaknya berharap upaya penanganan kasus kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengan serius.
"Aturan dan kebijakan hukum harus benar-benar ditegakkan agar kelestarian hutan dan lingkungan dapat senantiasa terjaga demi masa depan umat manusia yang lebih baik," harap Ahmad Salim Ridwan.(*)