Kabut Asap Semakin Pekat di Pekanbaru Riau, Tagar #RiauDibakarBukanTerbakar Trending di Twitter

Kabut Asap Semakin Pekat di Pekanbaru Riau, Tagar #RiauDibakarBukanTerbakar Trending di Twitter

Editor: Saridal Maijar
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Kabut asap menyelimuti Kota Pekanbaru, Jumat (13/9/2019). 

Kabut Asap Semakin Pekat di Pekanbaru Riau, Tagar #RiauDibakarBukanTerbakar Trending di Twitter

TRIBUNPADANG.COM - Kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau semakin mengkhawatirkan.

Mengutip laman Kompas.com, kabut asap semakin pekat, jarak pandang semakin menurun, dan kualitas udara sudah mencapai taraf tidak sehat dan berbahaya.

BMKG Stasiun Pekanbaru memantau, jarak pandang di Pekanbaru pada hari Jumat (13/9/2019) tercatat sangat pendek, yakni hanya 300 meter.

Wagub Sumbar Berharap Terjadi Badai Mengarah ke Timur, Biar Kabut Asap Kiriman Riau & Jambi Hilang

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini, yakni waspada terhadap penurunan kualitas udara dan jarak pandang disebabkan peningkatan polusi udara dan kabut asap di Pekanbaru yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan.

Pada Jumat (13/9/2019) pagi, titik panas atau hotspot yang terdeteksi di Riau berjumlah 239 titik yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota di Riau.

Hal tersebut diungkapkan oleh prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru Bibin Sulianto.

Ada empat wilayah yang mengalami penurunan jarak pandang akibat kabut asap.

Sumbar Terpapar Kabut Asap Kebakaran Hutan, Wagub Sumbar Nasrul Abit Langsung Bagi-bagi Masker

"Pantauan kita jam 07.00 WIB, Pekanbaru jarak pandang 300 meter, Kabupaten Indragiri Hulu 300 meter, Dumai 400 meter dan Pelalawan 200 meter," sebut Bibin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Sementara itu, data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Pekanbaru menunjukkan kualitas udara berada pada level tidak sehat hingga berbahaya.

Yakni, dengan angka di atas 300.

Adanya kabut asap yang kian pekat di Pekanbaru membuat kesehatan masyarakat menjadi terancam.

Kualitas Udara di Sumbar Menurun, Nasrul Abit sebut Akibat Kabut Asap Kiriman dari Provinsi Tetangga

Rata-rata warga mengeluhkan sesak napas, batuk, dan pilek.

Setiap beraktivitas di luar rumah, warga juga harus mengenakan masker.

Meski kabut asap sudah semakin mengkhawatirkan, hingga artikel ini ditulis Pemerintah Provinsi Riau belum menetapkan status darurat bencana kabut asap.

Kondisi kabut asap di Provinsi Riau yang semakin mengkhawatirkan juga memicu tren di media sosial.

Di media sosial Twitter, tagar #RiauDibakarBukanTerbakar menduduki trending topic.

Sepuluh jam sebelum artikel ini ditulis, tagar #RiauDibakarBukanTerbakar menduduki posisi keenam trending topic teratas Twitter untuk Indonesia, mengutip laman trends24.in.

BMKG: Prakiraan Cuaca 33 Kota Indonesia Kamis 12 September 2019, Sejumlah Wilayah Diselimuti Asap

Kemudian, hingga Jumat (13/9/2019) pukul 17:15 WIB, tagar #RiauDibakarBukanTerbakar menduduki peringkat 1 trending topic Twitter Indonesia.

Tagar ini telah disertakan dalam lebih dari 93 ribu cuitan.

Dalam beberapa cuitan teratas yang menyertakan tagar #RiauDibakarBukanTerbakar, warganet menyampaikan kondisi, harapan, dan sindiran mengenai kondisi kabut asap yang semakin pekat di Riau.

Akun Twitter @karma_is_BTS menyertakan video singkat berdurasi 16 detik yang menunjukkan kondisi di Riau di mana kabut asap yang pekat menyelimuti kota.

TERPOPULER SUMBAR: Demo Mahasiswa UIN|Sumbar Siap Tampung Evakuasi Warga Riau Akibat Kabu Asap

Akun @Jaaaa_yn meminta pertolongan untuk memviralkan kondisi udara di Riau yang tak lagi sehat.

Ia menge-tag akun Twitter presiden @jokowi dengan harapan Joko Widodo juga melihat.

Ia juga menunjukkan kondisi Riau sudah membutuhkan bantuan.

Serta tak ingin wakil rakyat, pemerintah, dan media abai dengan terjadinya bencana kabut asap kali ini.

Pemilik akun Twitter @asriwindayani39 mencuitkan harapan dan doa agar hujan segera turun untuk menyelamatkan masyarakat Riau dari bahaya kabut asap.

Ia juga meminta pemerintah untuk melakukan tindakan untuk menyetop kebakaran hutan dan lahan ini.

Ia juga menyertakan sebuah gambar dengan tulisan:

#SaveIndonesia

Hutan Indonesia saat ini terbakar, tolong bantu masyarakat Indonesia.

Intensnya kebakaran hutan telah meluas di berbagai wilayah di Sumatra dan Kalimantan selama beberapa minggu terakhir.

Lebih dari 930.000 hektar lahan telah terbakar, ratusan penduduk dievakuasi, dan lebih dari 9.000 personel diturunkan untuk memadamkan api.

Kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan telah memaksa administrasi pemerintahan di Jambi dan Riau menutup kegiatan belajar-mengajar di sekolah pekan ini setelah adanya laporan kualitas udara yang mencapai level 'tidak sehat' dan 'berbahaya.'

Kami, masyarakat Indonesia membutuhkan bantuan Anda sekalian untuk mengangkat isu ini dan menyebarkan kewaspadaan.

Kami meminta pemerintah Indonesia dan setiap pihak yang terlibat untuk mengambil tindakan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah ini.

Mohon gunakan tagar: #SaveRiau #SaveKalimantan #RiauDibakarBukanTerbakar #RiauMelawanAsap

Pemilik Akun @mencingTAImu mencuitkan sebuah sindiran, "Apa yang pelan-pelan membunuhmu?

Jawabannya, bukan "mencintai seseorang yang tak bisa kita miliki", melainkan "otomatis menghirup asap setiap saat."

 

Sementara itu, pemilik akun @Delladian_a menyertakan dua buah gambar dalam cuitannya yang bertagar #RiauDibakarBukanTerbakar.

Cuitan ini menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan tak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga semua satwa liar yang ada.

Ia menyertakan caption 'gambar ini memang belum selesai, tapi aku sudah muak untuk kasus ini setiap tahun.'

Gambar pertama memuat ilustrasi kebakaran hutan dengan tulisan "semua bermula ketika negara api menyerang".

Gambar kedua memuat ilustrasi monyet memakai masker (yang mewakili fauna penghuni hutan) yang menjadi korban, dengan tulisan "akibatnya mereka yang tidak bersalah jadi korban."

Pemilik akun @Intan61218465 mencuitkan pertanyaan mengenai apa yang terjadi di Riau, Pekanbaru.

"Kemudian, bagaimana kita bisa melalui badai hidup ini? Jalan mana yang kita pilih? Tuhan telah memberikan semua yang kita ingin dan butuhkan, tetapi kita tidak menjaganya. Kenapa kita membakar hutan? Kenapa kita begitu serakah? Kalian harus tahu, paru-paru kota ini akan segera mati jika kita terlambat menyelamatkannya."

Ia juga menyertakan grafis yang menunjukkan tingginya kadar atau konsentrasi zat PM10 di Pekanbaru.

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabut Asap Kian Pekat di Pekanbaru, Warga Sesak Napas hingga Demam" dan "Kabut Asap Semakin Pekat di Pekanbaru-Riau, Kualitas Udara Berbahaya, Jarak Pandang 300 Meter"

(TribunPalu.com/Rizki A., Kompas.com/Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved