Sumbar
Pegiat Selam Temukan Ribuan Sampah di Dasar Laut Sumbar, Bungkus Sabun hingga Kerucut Lalu Lintas
Para pegiat selam (diver) di Sumatera Barat (Sumbar) sangat prihatin dengan kondisi pantai dan bawah laut wilayah perairan Sumatera Barat
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Para pegiat selam (diver) di Sumatera Barat (Sumbar) sangat prihatin dengan kondisi pantai dan bawah laut wilayah perairan bagian barat tengah Sumatera.
Keprihatinan tersebut muncul ketika para penyelam melancong ke bagian timur Pulau Marak yang terletak di Desa Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto IX Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.
Para penyelam menemukan ribuan sampah plastik berjejer di sepanjang pantai bahkan di bawah laut.
Seperti yang diunggah pemilik akun Instagram @tanharimage.
Ia mengunggah video berisi imbauan kepada pemerintah daerah dan mengajak masyarakat untuk menyadari ancaman bahwa sampah mengganggu kelangsungan ekosistem lingkungan hidup.
• Pegiat Selam Sumbar Ngaku Prihatin, Ada Sampah di Sepanjang Pantai dan Bawah Laut
"Hari ini kita baru selesai log pertama (divelog diver) di Pulau Marak. Keindahannya cukup bagus, tetapi terlalu banyak sampah," ujar pemilik akun Instagram @tanharimage dalam video berdurasi 33 detik tersebut.
Ia melanjutkan, kondisi tersebut seharusnya menjadi perhatian banyak pihak.
"Pemerintah daerah, masyarakat kita harus lebih peduli terhadap lingkungan kita karena lingkungan kita adalah lingkungan yang penuh ekosistem yang baik, untuk kelangsungan kehidupan anak cucu kita,” ujarnya menutup dengan kalimat Salam Konservasi.
Saat dikonfirmasi secara daring, pemilik akun @tanharimage mengaku ia dan bersama rekan-rekannya sesama diver melihat tidak hanya pantai yang bergelimangan dengan sampah, tetapi juga bawah laut.

• Meriahkan HUT ke-74 RI, Emak-emak di Padang Adakan Lomba Parut Kelapa Pakai Alat Tradisional
Rata-rata sampah yang mengendap di pantai tersebut sampah bekas siap pakai sehari-hari dan lebih dominan ialah sampah plastik.
Mulai dari plastik yang baru mendarat bahkan sampah yang mengendap dalam waktu yang lama.
“Plastik lebih dominan, seperti bungkusan sabun mandi, bungkusan minyak goreng, plastik botol mineral, kantong-kantong kresek yang dipenuhi lumpur karena lama tertimbun atau lama terselip di antara karang,” ujarnya, Jumat (16/8/2019).
Tanhar sapaan akrab Kariadil Harefa melanjutkan, selain plastik ia juga menemukan potongan pohon, ranting kayu dan bahkan ada kerucut lalu lintas alias pemisah jalan (traffic cone) dan ember plastik yang dipakai para tukang.
• Olah Daun Gambir Jadi Teh Celup hingga Permen, Kube Sambal Raih Juara 1 se Sumatera Barat
“Semuanya kami temukan hingga kedalaman 15 meter, artinya sampah itu tidak hanya menghiasi pantai tetapi juga bawah laut.
Itu sangat mengancam keselamatan terhadap terumbu karang dan segala jenis habitat yang ada di dalam laut,” terangnya.
Para diver baik dari Nature Educated Scuba Diving (Nat Dive), UKM Diving Proklamator dan Deep Andespin West Sumatera saat ini sedang dan masih melakukan penyelaman.
Serta mengumpulkan sampah dalam laut dan mengutip sampah di sepanjang bibir pantai. Hal tersebut kata mereka sekaligus kado untuk memeriahkan HUT ke-74 Republik Indonesia.

• Sinopsis Ishq Subhan Allah Minggu 18 Agustus Episode 35, Film Sinema India ANTV Jam 14.30 WIB
“Kado maksud kami sebagai evaluasi bagi kita semua termasuk pemerintah untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah ke laut termasuk upaya mengurangi pemakaian berbahan plastik,” ungkapnya.
Sementara itu, rekan Kariadil Harefa, Indrawadi Mantari menyampaikan ketika turun ke lapangan atau sedang trip diving, memang acap melakukan agenda pungut sampah.
Biasanya dilakukan oleh para mahasiswa yang berasal dari Unit Kegiatan Mahasiswa Diving Proklamator (UKM-DP) Universitas Bung Hatta.
Ia mengatakan, pada saat berkegiatan baik itu Latihan Perairan Terbuka (LPT), mendata terumbu karang, dan scuba diving bersama beberapa lembaga selalu diawali dengan agenda memungut sampah di pantai termasuk di bawah laut.
• Sinopsis Film Ishq Mein Marjawan Minggu 18 Agustus 2019 Episode 28, Sinema India ANTV Jam 10.30 WIB
Namun, katanya, penyelaman kali ini sekaitan dengan imbauan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepada masyarakat Indonesia untuk menghadap laut.
“Bu menteri mengajak semua pihak untuk menghadap laut, masyarakat diminta berkomitmen menjaga ekosistem laut secara bersama-sama,” ujar Indrawadi.
Dikatakannya lagi, dari imbauan tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Pandu Laut Nusantara menggelar bersih pantai dan laut pada 18 Agustus 2019 yang diselenggarakan di 74 titik di Indonesia.
Sementara, di Sumbar dipusatkan di Pantai Muaro Lasak, Padang. Hanya saja, bagi para pegiat lingkungan dan pecinta alam dapat melakukan di daerah ia berada.
“Kami sudah lebih awal melakukannya sebelum 18 Agustus, dikarenakan pertimbangan waktu dan cuaca.
Sebab saat ini wilayah Padang dalam keadaan hujan disertai angin kencang dan juga kilat,” tutup Indrawadi.(*)