Pesisir Selatan

Fenomena Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai Pesisir Selatan, Peneliti KKP Temukan Keanehan

Ribuan ubur-ubur terdampar di bibir Pantai Erong, Kecamatan Koto XI, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Jumat (9/8/2019).

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
ISTIMEWA/DOK.WARGA PESSEL
Fenomena ribuan ubur-ubur memenuhi bibir pantai Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumbar, Jumat (9/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Ribuan ubur-ubur terdampar di bibir Pantai Erong, Kecamatan Koto XI, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Jumat (9/8/2019).

Kejadian aneh ini menarik perhatian peneliti untuk datang langsung ke lokasi dan mencari tahu penyebabnya.

Peneliti Bidang Oseanografi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ulung Jantama Wisha mengatakan, belum diketahui secara pasti penyebab terdamparnya ribuan ubur-ubur ini.

“Sebenarnya itulah yang akan kami cari tahu, kenapa bisa ubur-ubur ini naik dengan waktu yang cukup lama,” katanya.

Ubur-ubur Serbu Pantai di Sungai Pinang Pesisir Selatan Sumbar, Ikuti Nelayan Bila Melaut Malam Hari

Untuk mengetahui penyebab terdamparnya ribuan ubur-ubur ini, pihaknya akan mencari tahu kualitas air.

Pihaknya juga akan mencari tahu kerapatan ubur-ubur yang terdampar.

“Berapa jumlah ubur-ubur yang terdampar dalam beberapa periode terakhir, itu yang kita hitung,” jelasnya.

Dia menyebut, penelitian di lapangan akan dilakukan selama sehari.

Dijelaskannya, ada beberapa indikasi yang menjadi penyebab ubur-ubur terdampar.

“Bisa dari pengaruh lingkungan, bisa dari usaha dia untuk mencari makan,” kata dia.

Angin Badai Menerjang Kota Padang, Pohon Tumbang di Mana-mana, Menimpa Mobil hingga Rumah Warga

Bisa juga, lanjutnya, ubur-ubur tersebut terdampar karena arus yang kencang sehingga terbawa ke bibir pantai, dan bisa juga karena pengaruh iklim.

Tak hanya itu, bisa juga karena pengaruh variabilitas iklim samudera.

"Bisa jadi karena cuaca ekstrem, dan kalau kita lihat secara geografis itu berhadapan dengan Samudera Hindia," katanya.

Sehingga, kejadian ini bisa dipengaruhi oleh kondisi iklim samudera yang akhirnya mempengaruhi lingkungan di sekitar sini.

VIDEO - Ubur-ubur yang Bergelimpangan di Pantai Sungai Pinang Sempat Ganggu Aktifitas Nelayan

“Itu masih kemungkinan, dan saya di sini untuk memastikan penyebab ubur-ubur ini terdampar sebenarnya," ungkapnya.

Biasanya, kata dia, ubur-ubur muncul karena imigrasi atau mencari makan.

Ia menjelaskan, karena biasanya mencari makan agak ke atas, dan rata-rata planton itu ada di permukaan.

"Di sana tempat dia mencari makan, dan dia memang berenang untuk mencari makan," ungkapnya.

Pada dasarnya, kata dia, ubur-ubur itu sensitif dengan panas dan oksigen.

Namun saat ini bertolak belakang dengan sifat alamiah ubur-ubur.

David Andespin, warga di pinggir pantai dalam wilayah Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar baru-baru ini. Dia tampak memegang Ubur-ubur yang diperkirakan telah mati.
David Andespin, warga Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar memegang ubur-ubur yang terdampar, Jumat (9/8/2019). (ISTIMEWA/DOK.WARGA PESSEL)

Syarat dan Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah 1440H atau Sabtu 10 Agustus 2019, Idul Adha 11 Agustus

"Kandungan oksigen itulah yang membuat ia berpindah dari satu tempat ke tempat lain,” ujarnya.

Ia mengatakan, untuk kejadian ini merupakan fenomena yang tidak biasa.

Namun, untuk kejadian ubur-ubur terdampar banyak kejadian di beberapa daerah.

"Kejadian ubur-ubur terdampar ini pernah terjadi juga di Jogja dan beberapa daerah selatan Jawa," katanya.

Ia mengungkapkan, kemunculan ubur-ubur di Nagari Sungai Pinang ada sesuatu yang aneh, dan ada sesuatu yang salah di perairan.

“Apakah dia makan makanan yang beracun?” katanya.

Daftar Pembagian Grup Top 8 DStar Indosiar, Reza dan Selfi di Grup 1, Fildan dan Rara Grup 2

Nelayan Urung Melaut

Diberitakan sebelumnya, ribuan ubur-ubur bergelimpangan di bibir pantai di Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI, Kabupaten Pesisir Selatan.

Fenomena ini membuat wisatawan takut dan nelayan sempat urung melaut.

David Andespin, warga setempat mengatakan bahwa ubur-ubur tersebut muncul setiap tahunnya.

"Musiman sepertinya, tiap tahun pada bulan Agustus hingga Oktober," ujar David Andespin.

David Andespin mengatakan, kalau sedang kalau musim ubur-ubur membuat wisatawan takut.

"Kalau lagi musim ubur-ubur berkurang wisatawan karena takut nanti tersengat ubur-ubur," kata David Andespin.

KPUD Akhirnya Tetapkan 30 Anggota DPRD Sijunjung Terpilih, Berikut Ini Nama-namanya

David Andespin menjelaskan, kalau ubur-ubur tersebut juga berpengaruh terhadap aktivitas nelayan.

"Ubur-ubur ini berdampak pada nelayan. Nelayan lebih memilih untuk tidak melaut karena berkurangnya ikan, alat tangkap mereka dipenuhi ubur-ubur," kata David Andespin.

David Andespin menjelaskan, yang paling berdampak adalah nelayan kecil yang menangkap ikan menggunakan jaring.

“Karena itulah banyak nelayan memilih untuk tidak melaut," ujar David Andespin.

David Andespin mengatakan kalau ubur-ubur ini tidak berbahaya, dan yang berbahaya yang berwarna-warni.

"Kalau ubur-ubur ini berkelompok, sedangkan ubur-ubur yang berbahaya suka menyendiri di lautan," kata David Andespin.

David Andespin menjelaskan bahwa ubur-ubur ini diketahui ada sejak seminggu yang lalu.

"Biasanya ubur-ubur ini akan hilang, dan berakhir pada bulan Oktober," kata David Andespin.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved