Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak Tak Setuju Penggunaan Diksi Rekonsiliasi

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak tak setuju dengan penggunaan diksi rekonsiliasi.

Editor: Mona Triana
tribunnews
dahnil-anzar-simanjuntak-soal-rekonsiliasi 

TRIBUNPADANG.COM - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak tak setuju dengan penggunaan diksi rekonsiliasi.

Menurutnya, pertemuan Prabowo dan Jokowi serta lobi politik di antara kedua kubu setelah Pilpres adalah sebuah peristiwa politik yang biasa.

Pengamat Nilai Keputusan MK Percepat Pembacaan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2019 Langkah Tepat

Juru Bicara MK Ingatkan Jangan Sampai Aksi Unjuk Rasa Halangi Sidang Putusan

“Saya keberatan dengan penggunaan diksi rekonsiliasi, karena Pilpres ini kompetisi biasa, yang kalah kalau mau jadi oposisi bisa, mau gabung dengan yang berkuasa tidak masalah. Tidak ada konflik di situ sehingga tak bisa disebut rekonsiliasi,” ungkap Dahnil di Posko BPN, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (26/6/2019).

Dahnil menegaskan jika ada rekonsiliasi pun seharusnya yang melakukannya adalah pemerintah kepada rakyatnya.

Ada 6 Stadion yang Disiapkan PSSI untuk Venue Piala Dunia U-20 2021, Lima Stadion Terletak di Jabar

SEDANG BERLANGSUNG PSM Makassar vs Becamex Binh Duong Piala AFC 2019, Live di RCTI

“Terutama dari pemerintah kepada rakyat yang merasa dirugikan atas kebijakan pemerintah. Dan juga rekonsiliasi atas narasi yang menyakiti rakyat misal menuduh yang tidak sejalan dengan pemerintah sebagai anti-Pancasila, radikalis, Islam garis keras, dan sebagainya, di dalam pihak yang dituduh itu tertanam kebencian dan permusuhan,” ungkapnya.

Oleh karena itu Dahnil mengatakan pemerintah seharusnya melakukan rekonsiliasi dengan masyarakat setelah penyelenggaraan Pemilu 2019.

Prof Yuliandri Dilantik sebagai Rektor Unand pada November 2019, Ini Harapan Kemenristekdikti

Kasus Pemasuan Ijazah, Komar Sang Pelawak Era 1990-an Ditahan Polisi, Sebelumya Pernah Minta Maaf

“Menurut saya ada dendam politik yang sedang berlangsung dan itu berbahaya,” pungkasnya.

Pihak BPN sendiri mengatakan Prabowo akan membicarakan rencana pertemuan dengan Jokowi bersama partai Koalisi Indonesia Adil Makmur usai pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi.

Ada Kelompok Tak Ingin Jokowi dan Prabowo Rekonsiliasi

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mensinyalir ada kelompok yang tak bisa menerima terwujudnya rekonsiliasi antara Joko Widodo atau Jokowi dengan Prabowo Subianto.

"Kami mensinyalir ya, ada bahwa proses menuju rekonsiliasi berjalan dengan baik. Tapi ada kelompok-kelompok yang tidak bisa menerima itu," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Rabu (26/6/2019).

Selain itu Moeldoko mengatakan, kelompok-kelompok ini tetap ngotot ingin turun ke jalan saat sidang putusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi pada Kamis (27/6/2019) besok.

Padahal, baik kubu Jokowi dan Prabowo sudah mengimbau para pendukungnya untuk tidak turun ke jalan.

Terpilih sebagai Rektor Unand Periode 2019-2023, Prof Yuliandri Punya 2 Traget yang Ingin Dicapai

Penerimaan Peserta Didik Baru Offline di SMK Negeri 5 Padang Belum Temui Kendala

Menurut Moeldoko, kelompok tersebut memang memiliki agenda dan kepentingan lain.

"Kami sudah tahu itu, siapa-siapa sudah tahu. Kelompok mana saja sudah kami petakan. Mapping semuanya," kata mantan Panglima TNI ini.

Namun, saat ditanya identitas kelompok yang dimaksud, Moeldoko enggan menyebutkannya.

Ia hanya memastikan bahwa kelompok ini akan berhadapan dengan hukum jika melakukan pelanggaran.

Klub Jerman Ini Sempat Lirik Bek Berdarah Indonesia, Akhirnya Gaet Pemain Arsenal

Stres karena Ketatnya Aturan di Sekolah, Murid SMA Nekat Tusuk Guru BK Secara Sadis

"Ini kan negara demokrasi yang kedepankan hukum sebagai panglima. Siapa pun yang tidak patuh ya pasti akan berhadapan dengan hukum, kan begitu," kata dia.

Luhut ; Tak Ada yang Tak Mungkin

Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bisa saja Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mendatangi rumah Prabowo Subianto pasca gelaran Pemilu Presien.

DOWNLOAD MP3 Senorita Shawn Mendes, Camila Cabello, Lihat Makna Lirik Lagu dan VIDEO Klipnya

Hadapi Persipura Jayapura, Semen Padang FC Akan Gunakan Strategi Bertahan dan Serangan Balik

Hal tersebut pernah terjadi 5 tahun lalu usai penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014.

"Ya bisa saja terjadi begitu. Tidak ada yang tidak mungkin," kata Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (25/6/2019).

Melihat karakter dan sifat Jokowi yang hangat dan bersahaja, menurut Luhut sangat mungkin kejadian tersebut terulang.

Jadwal Leg 2 Semifinal Piala AFC 2019 PSM Makassar vs Becamex Binh Duong Hari Ini Live RCTI

Semen Padang FC Hanya Bawa 16 Pemain ke Jayapura, Ini Alasan Pelatih Kepala

Jokowi bersedia menatangi rumah Prabowo, karena tujuan rekonsiliasi atau pertemuan adalah untuk kepentingan bangsa dan negara.

Jokowi Prabowo (Kolase/TribunWow)
Jokowi Prabowo (Kolase/TribunWow) ()

"Dia orang yang sangat bersahaja, ibunya bersahaja. Dan untuk kepentingan negara, saya kira Pak Jokowi tidak akan pernah sungkan untuk berbuat apa saja," katanya.

Luhut mengatakan Jokowi sangat menginginkan adanya rekonsiliasi pasca Pilpres 2019.

Menurut Luhut, keinginannya tersebut akan tersirat dalam pidato presiden terpilih yang digelar setelah putusan MK.

Real Madrid Gelontorkan Dana Setara Gaji Neymar Selama 7 Hari untuk Bentuk Tim Putri

Semen Padang FC Hanya Bawa 16 Pemain ke Jayapura, Ini Alasan Pelatih Kepala

"Insyaallah semua baik-baik, tentu nanti presiden akan menyampaikan pidato sebagai presiden terpilih. Insyaallah akan mengajak supaya kita ramai-ramai membangun negara kita ini," pungkasnya.

Jokowi Beberapa Kali Hubungi Prabowo

Ketua DPP Gerindra Sodiq Mujahid mengatakan bahwa Joko Widodo ( Jokowi) beberapa kali mencoba membuka komunikasi dengan Prabowo Subianto seusai Pemilu Presiden 2019.

Hanya saja, menurut Sodiq, upaya komunkasi itu masih dipertimbangkan dengan matang oleh Prabowo.

"Pak Jokowi sudah berulang kali minta untuk bertemu dan hal ini masih sedang dipertimbangkan dengan sangat amat matang, dengan sangat komprehensif oleh pimpinan kami," ujar Sodiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2019).

Menurutnya, Prabowo belum mengambil keputusan adanya komunikasi dari Jokowi itu.

Sebelum mengambil keputusan Prabowo akan terlebih dahulu membicarakannya dengan jajaran pengurus partai atau koalisi.

"Pimpinan kami akan bertemu dengan semua jajaran jajaran Gerindra, baik itu Dewan Pembina, Dewan Pakar, DPD juga dengan koalisi, juga mungkin dengan tokoh-tokoh," katanya.

Calon Presiden Nomor Urut 1, Joko Widodo dan no urut 2, Prabowo Subianto bersalaman usai Debat Kedua Calon Presiden, Pemilihan Umum 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Calon Presiden Nomor Urut 1, Joko Widodo dan no urut 2, Prabowo Subianto bersalaman usai Debat Kedua Calon Presiden, Pemilihan Umum 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) ()

Prabowo menurut Sodiq akan meminta masukan dari kader, pengurus partai serta pimpinan koalisi sebelum mengambil keputusan apakah akan menyambut komuniasi dari Jokowi atau tidak.

Hingga saat ini keputusan tersebut belum diambil.

"Kami belum memberikan jawaban, sebelum tadi, ada proses pengambilan keputusan yang sangat mendalam, sangat komprehensif dan sangat lengkap di seluruh jajaran partai,"katanya.

Ia mengaku tidak tahu berapa kali Jokowi berupaya membuka komunikasi dengan Prabowo.

Begitu juga mengenai siapa saja orang yang diutus untuk komunikasi itu.

Yang pasti menurutnya upaya komunikasi untuk rekonsiliasi itu sudah ada.

"Iya benar, itu amat terbuka bahwa pak jokowi sudah minta rekonsiliasi, tapi sekali lagi kita belum mengambil keputusan, ya, itu masih sedang dipertimbangkan dengan amat mendalam," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BPN Tak Setuju Pertemuan Prabowo dan Jokowi Disebut Rekonsiliasi,

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved