Daftar 10 Peserta Terbaik Hasil Simulasi Olahraga Orienteering di Makorem 032/Wirabraja

Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, SIP melakukan sosialisasikan dan mengembangan

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
IST/DOK.PENREM 032/WIRABRAJA
Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo SIP saat menghadiri sosialisasi dan pengembangan Olahraga Orienteering di Makorem, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 29 Padang, Sabtu (25/5/2019) 

"Olahraga ini tergabung di dalam Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI), yang telah menjadi keanggotaan Internasional Orienteering Federation (IOF)," kata Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, SIP seperti rilis Penrem 032/Wirabraja, kepada TribunPadang.com, Minggu (26/5/2019).

Menurut danrem,  olahraga orienteering ini di Indonesia sudah dikenal sejak 28 tahun yang lalu. Bahkan sudah sangat terkenal di dunia, terutama bagi pecinta alam dan pramuka. Khususnya, mereka dari tingkat umum, pelajar, mahasiswa hingga kalangan militer.

Sementara itu, Ketua Komite Olahraga Militer Indonesia (KOMI) ini mengatakan, bahwa olahraga orienteering ini perlu digalakkan di tanah air, termasuk di Sumbar. 

Salah satunya dengan upaya sosialisasi harus terus menerus dilakukan. Hal ini sekaligus untuk menjaring bibit-bibit atlet unggulan, untuk berkompetisi di kancah nasional dan internasional.

"Kita sedang berusaha mengembangkan olahraga ini, termasuk di Sumbar, untuk mencari bibit unggulan," ujar danrem di hadapan sekitar 300 peserta yang hadir.

Danrem menjelaskan, olahraga orienteering merupakan salah satu cabang olahraga yang sejatinya dilakukan di alam bebas.

Karenanya, faktor kesehatan fisik, juga sangat diperlukan , terkhusus perlunya kemampuan dan keterampilan untuk membaca navigasi peta dan kompas. 

Dalam pemaparannya, danrem menyebutkan peserta olahraga orienteering ini hanya dibekali sebuah peta topografi secara khusus.

Berbekal yang minim itu pula, lanjutnya peserta dituntut agar mampu bergerak cepat, gesit, dan tepat untuk menemukan control point yang telah ditentukan panitia.

"Selain mengandalkan fisik untuk berbagai outbond, peserta orienteering juga diajak berpikir. Jadi memang bukan sekedar berlari, tapi juga berpikir," papar danrem.

Danrem menjelaskan, bahwa pada awalnya, olahraga orienteering digunakan anggota militer untuk melatih kemampuan navigasi darat, dengan berbagai variasi. Diantaranya, foot orienteering, mountain bike orienteering, ski orienteering, dan trail orienteering.

"Kalau tipenya ada sprint, middle, classic (long), serta relay," ungkap danrem di hadapan antusiasnya peserta.

Agar kompetisi ini bisa berjalan secara fair, dikatakan peta navigasi diberikan beberapa detik sebelum dimulai.

Sejauh ini lanjutnya, semua peserta dituntut untuk mengikuti rute tercepat dari satu titik control point, menuju titik kontrol lainnya, hingga mencapai finish.

"Kompetisi orienteering ini benar-benar menguji keahlian navigasi, kosentrasi, dan kemampuan lari peserta. Jadi kebugaran dan kecepatan sangat diperlukan," terangnya.

Selanjutnya, setelah selesai sosialisasi pada hari yang sama peserta juga mengikuti simulasi langsung di lingkungan Makorem 032/Wbr.

Berdasarkan pantauan pantauan di lapangan peserta sangat antusias mengikuti simulasi, baik dari mahasiswa, siswa, Mahasiswa Pecinta alam hingga prajurit TNI AD.(*/TribunPadang.com/Emil Mahmud)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved