Semen Padan FC

Semen Padang Kecewa Kepemimpinan Wasit, FX Yanuar: Level Pertandingan Diturunkan Pihak Ketiga

Caretaker Pelatih Semen Padang FC, FX Yanuar Wahyu, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit Heru Cahyono dalam laga tim

Semen Padang FC
SEMEN PADANG: Caretaker Pelatih Semen Padang FC, FX Yanuar Wahyu (kanan) bersama pemain Amrizal Umanailo (kiri) saat memberikan keterangan dalam sesi jumpa pers usai laga kontra Malut United di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Minggu (26/10/2025) malam. FX Yanuar menyampaikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit Heru Cahyono yang dinilai menurunkan kualitas pertandingan. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG — Caretaker Pelatih Semen Padang FC, FX Yanuar Wahyu, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit Heru Cahyono dalam laga tim Kabau Sirah kontra Malut United di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Minggu (26/10/2025) malam.

Pertandingan yang berakhir dengan skor 0-1 untuk kemenangan tim tuan rumah itu diwarnai keputusan kontroversial saat wasit memberikan penalti bagi Malut United, serta kartu merah kepada pemain Semen Padang, Rosad Setiawan.

FX Yanuar menyebut, hasil pertandingan bukan persoalan utama, tetapi kualitas laga yang menurutnya menurun karena faktor keputusan wasit.

“Saya nggak tahu mau berpendapat masalah apa, pertandingan atau wasit? Kita berharap menciptakan pertandingan yang high level, semua pemain sudah berusaha maksimal. Tapi pada akhirnya level itu diturunkan oleh pihak ketiga (wasit),” ujar FX Yanuar usai laga.

Menurutnya, Semen Padang sudah menyiapkan strategi matang untuk meredam permainan Malut United. Bahkan, dengan 10 pemain pun, Kabau Sirah mampu menahan gempuran lawan sebelum akhirnya kebobolan lewat penalti yang disebutnya tidak melalui proses VAR.

Baca juga: Semen Padang FC Takluk 0-1 Atas Malut United, Kabau Sirah Makin Jauh di Dasar Klasemen

“Kami sudah analisis taktik mereka, tahu di mana kelemahan dan kelebihannya. Bahkan dengan 10 pemain kami bisa menahan. Tapi teman-teman lihat sendiri, kami kebobolan lewat proses yang seperti itu,” katanya.

Pelatih asal Malang itu juga menyoroti pentingnya menjaga kualitas kompetisi Liga BRI Super League demi kemajuan sepak bola nasional.

“Kalah, menang, seri itu biasa. Tapi kualitas pertandingan harus dijaga. Kalau pihak ketiga menurunkan levelnya, buat apa bicara strategi, analisis, pro-development? Ini tanggung jawab kita semua baik media, supporter. Dan ini juga kalau kita masih bermimpi ke Piala Dunia,” tegasnya.

Selain itu, FX Yanuar menilai, kartu kuning pertama yang diterima Rosad seharusnya tidak perlu diberikan. Ia membandingkan dengan insiden serupa yang dialami pemainnya Pedro Matos yang dijatuhkan pemain Malut United namun tidak diganjar kartu.

“Kartu kuning kedua mungkin 50-50, bisa diterima. Tapi kartu pertama itu menurut saya tidak terlalu fatal. Situasinya kami punya lima pemain di belakang. Sementara insiden serupa dialami Pedro Matos. Tapi tidak dikasih kartu. Ini harus dilihat lebih fair,” ujarnya.

Baca juga: Hadapi Malut United, Semen Padang FC Percayakan Arthur Augusto di Bawah Mistar Gawang

Terkait penalti yang menjadi penentu kekalahan Semen Padang, FX Yanuar menegaskan seharusnya wasit mengecek VAR terlebih dahulu.

“Saya sudah minta asisten wasit untuk cek VAR, tapi katanya keputusan mutlak. Setidaknya cek dulu, supaya jelas dan fair. Ini tanggung jawab bersama menjaga kualitas liga,” ucapnya.

Senada dengan sang pelatih, pemain sayap Semen Padang Amrizal Umanailo juga merasa timnya dirugikan oleh keputusan wasit.

Meski begitu, ia tetap mengapresiasi perjuangan rekan-rekannya di lapangan.

“Terima kasih buat teman-teman yang sudah berjuang luar biasa. Tapi saya rasa hari ini kita dirugikan. VAR sudah ada, tapi kenapa tidak dicek? Banyak keputusan yang janggal,” kata Amrizal.

 “Kita bermain 10 orang, tapi tetap bisa fight sampai akhir. Sayang hasilnya kita kalah,” tambahnya.

Dengan hasil ini, Semen Padang FC gagal mencuri poin di laga tandang kontra Malut United, dan harus pulang ke Padang dengan membawa kekecewaan atas kepemimpinan wasit yang dinilai tidak adil.

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved