Siswa SMP Sawahlunto Tewas di Kelas

Disdik Sawahlunto Catat 2 Kasus Siswa Diduga Bunuh Diri di Sekolah Selama Oktober 2025

Asril, mengatakan pada bulan Oktober ini ada dua kasus siswa dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) diduga bunuh diri.

Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Rezi Azwar
Dok. Asril
KASUS BUNUH DIRI - Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Asril. Asril, mengatakan pada bulan oktober ini ada dua kasus siswa dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) diduga bunuh diri. 

TRIBUNPADANG.COM, SAWAHLUNTO - Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, digegerkan dengan dua kasus siswa diduga bunuh diri dalam lingkungan sekolah dalam bulan Oktober 2025.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Asril, mengatakan pada bulan Oktober ini ada dua kasus siswa dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) diduga bunuh diri.

“Kasus pertama terjadi di awal bulan dan di akhir bulan ini juga kembali terjadi,” katanya saat dihubungi, Rabu (29/10/2025).

Dijelaskannya, peristiwa pertama terjadi pada 6 Oktober 2025.

Baca juga: Presiden Prabowo Turun Langsung Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Kepemimpinan Berani

Korban adalah siswa kelas IX SMPN 2 Kota Sawahlunto berinisial ANJ (15).

Untuk peristiwa pertama, terjadi pada malam hari di ruangan OSIS sekolah.

Dimana ruangan OSIS tersebut dalam kondisi terkunci, dan diduga korban masuk dari belakang.

Kejadian kedua, siswa siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Sawahlunto berinisial BE (15) ditemukan meninggal dunia di ruang kelasnya, pada Selasa (28/10/2025).

Baca juga: Setahun Prabowo: 214 Ton Narkoba Disita dan 65 Ribu Tersangka Ditangkap, Simak Analisis Pengamat

Ia mengingatkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan siswa yang mungkin menghadapi tekanan secara emosional karena berbagai hal.

“Maka kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan pendampingan pada seluruh siswa supaya hal ini tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Asril turut menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas insiden tersebut.

“Kami sangat berduka dan prihatin. Kami akan mempelajari secara mendalam apa penyebab di balik fenomena ini,” tutupnya.

Kronologi Siswa SMPN 7 Sawahlunto Ditemukan Tewas Gantung Diri

SISWA GANTUNG DIRI- Garis polisi terpasang di lokasi ditemukannya seorang siswa berinisial BE (15) diduga gantung diri dalam ruang kelas di SMPN 7 Sawahlunto, Sumatera Barat, Rabu (29/10/2025).
SISWA GANTUNG DIRI- Garis polisi terpasang di lokasi ditemukannya seorang siswa berinisial BE (15) diduga gantung diri dalam ruang kelas di SMPN 7 Sawahlunto, Sumatera Barat, Rabu (29/10/2025). (TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia)

Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 7 Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), berinisial BE (15), ditemukan tewas diduga gantung diri di ruang kelasnya sendiri pada Selasa (28/10/2025) sekitar pukul 12.00 WIB.

Peristiwa tragis itu pertama kali diketahui oleh teman sekelas korban yang saat itu sedang mencari keberadaan BE. 

Saat kejadian, ruang kelas dalam keadaan kosong karena seluruh siswa sedang berada di luar kelas.

Baca juga: DPR RI-Dewan Pers Sepakat Pasal 8 UU Pers Konstitusional, PWI Tekankan Perlindungan Bagi Wartawan

“Saat itu ruang kelas sedang kosong, ditinggal murid semua. Teman korban mencari ke kelas, tapi pintunya tertutup,"  ujar Kapolsek Barangin, Ipda Gorrahman, saat dikonfirmasi TribunPadang.com, Rabu (29/10/2025).

Setelah dibuka, ditemukan korban dalam kondisi tergantung dengan dasi di ventilasi jendela kelas.

Menurutnya, setelah korban ditemukan, teman korban langsung melaporkan kejadian tersebut kepada guru. 

Beberapa guru kemudian datang ke lokasi dan segera mengevakuasi korban ke RSUD Sawahlunto. Namun, nyawa korban sudah tidak tertolong.

Setelah kita dapat laporan, petugas langsung ke lokasi melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi.

"Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, baik secara fisik maupun indikasi kekerasan mental,” jelas Ipda Gorrahman.

Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan pendalaman terkait motif korban melakukan aksi nekat tersebut. 

Sementara itu, keluarga korban menolak dilakukan autopsi.

“Jenazah sudah kita serahkan ke pihak keluarga. Mereka menolak dilakukan autopsi dan langsung membawa korban ke rumah duka untuk dimakamkan pada sore harinya itu,” tambahnya.

Baca juga: Lika-liku Rumah Tangga Deddy Corbuzier sebelum Gugatan Cerai Dilayangkan Sabrina Chairunnisa

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk teman-teman korban, guru, dan guru Bimbingan Konseling (BK). 

Namun, sejauh ini belum ditemukan adanya masalah pribadi yang dialami korban sebelum kejadian.

“Saksi yang sudah kita periksa ada tiga orang. Dari keterangan mereka, tidak ada masalah yang diketahui dari korban, baik di sekolah maupun di rumah,” tutup Kapolsek.(*)

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Apabila Anda atau seseorang terdekat memiliki dorongan untuk melakukan bunuh diri, segera hubungi profesional kesehatan mental atau pihak berwenang.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved