Getaran di Segmen Sianok Bisa Picu Longsor dan Galodo di Wilayah Perbukitan di Sumbar

BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang  memperingatkan bahwa peningkatan aktivitas di Segmen Sianok dapat memicu longsor dan banjir bandang

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM
GEMPA SEGMEN SIANOK - Penampakan Ngarai Sianok di Sumatera Barat. BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang  memperingatkan bahwa peningkatan aktivitas di Segmen Sianok dapat memicu longsor dan banjir bandang (galodo) di wilayah perbukitan Sumatera Barat. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang  memperingatkan bahwa peningkatan aktivitas di Segmen Sianok dapat memicu longsor dan banjir bandang (galodo) di wilayah perbukitan Sumatera Barat.

Jalur sesar aktif ini melintasi lima daerah, yakni Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, dan Tanah Datar.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan sejak 13 Oktober 2025 hingga kini tercatat lebih dari 47 kali gempa kecil di sekitar bagian utara Segmen Sianok, tepatnya di Kabupaten Pasaman.

Aktivitas ini menunjukkan adanya pergerakan signifikan di lapisan kerak bumi yang perlu diwaspadai.

Hal itu disampaikan Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, usai Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar BPBD Sumatera Barat, Senin (20/10/2025).

Baca juga: Hasil Pekan ke-9 BRI Super League: Borneo FC Perkasa di Puncak Klasemen, Kabau Sirah Terjun Bebas

Rapat tersebut turut dihadiri Kalaksa BPBD se-Sumbar dan sejumlah perwakilan lembaga terkait.

“Segmen Sianok ini terbentang melewati lima daerah di Sumbar. Itu sebagian daerah Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, dan sebagian Tanah Datar,” ujar Suaidi kepada wartawan.

Suaidi menjelaskan, sejak 13 Oktober 2025 hingga saat ini, BMKG mencatat lebih dari 47 kali aktivitas gempa kecil yang berpusat di bagian utara Segmen Sianok, tepatnya di Kabupaten Pasaman.

Fenomena tersebut, katanya, menjadi sinyal adanya pergerakan signifikan di lapisan kerak bumi di sekitar jalur sesar tersebut.

“Gempa-gempa itu mengumpul di satu zona Segmen Sianok bagian utara, yang kalau kita lihat merupakan kelurusan dari Segmen Kajai-Talamau. Ini yang kami curigai sebagai zona persiapan atau relaksasi gempa,” kata Suaidi.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 201 Aktivitas Kelompok: Makna Proklamasi bagi Bangsa Indonesia

Menurutnya, ada dua kemungkinan dari aktivitas ini. Mulai dari zona persiapan gempa besar atau zona relaksasi akibat tekanan sisa dari gempa Kajai Talamau tahun 2022.

Hasil analisis sementara BMKG menunjukkan, jika aktivitas di segmen utara terus berkembang, maka potensi kekuatan gempanya bisa mencapai magnitudo sekitar 6, setara dengan Gempa Pasaman tahun 2022.

Namun, Suaidi menegaskan bahwa kondisi ini belum dapat dikategorikan sebagai prediksi gempa besar, melainkan bentuk kewaspadaan dini.

“Kalau dilihat dari pola sub-segmen Sianok Utara, potensi magnitudo sekitar 6. Tapi ini bukan prediksi, hanya hasil perhitungan dari pola aktivitas yang sedang kami amati,” jelasnya.

Sebagai tindak lanjut, BMKG bersama BPBD Sumbar akan memperkuat mitigasi bencana dan edukasi kebencanaan di nagari-nagari yang berada di sepanjang jalur Segmen Sianok.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 229 Aktivitas Individu Bab 4: Indonesia dari Masa Kemerdekaan

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved