Keracunan MBG di Agam
LBH Padang Desak Negara Bertanggung Jawab Penuh atas Insiden Keracunan MBG di Agam
LBH Padang menilai insiden keracunan massal di Kabupaten Agam yang diduga dipicu menu Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah kasus biasa.
Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menilai insiden keracunan massal di Kabupaten Agam yang diduga dipicu menu Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah kasus biasa.
LBH Padang menegaskan negara harus bertanggung jawab penuh atas kejadian yang menimpa 122 warga Desa Manggopoh dan Kampung Tengah, pada Rabu (1/10/2025).
Kepala Divisi Advokasi LBH Padang, Adrizal, menyebut keracunan tersebut bukan sekadar kelalaian sederhana, melainkan bentuk pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia (HAM) dan sejumlah undang-undang.
“Ini pelanggaran HAM, khususnya hak atas kesehatan dan pendidikan. Selain itu, insiden ini juga berpotensi melanggar Pasal 360 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan penyakit, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, serta Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,” kata Adrizal kepada TribunPadang.com, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, pemerintah tidak bisa hanya menghentikan sementara program MBG di Agam. Harus ada evaluasi besar-besaran dan pertanggungjawaban nyata kepada korban.
Baca juga: Kronologi Penemuan Tulang Belulang Manusia di Agam, Ditemukan Warga saat Cari Kayu
“Kalau hanya dihentikan sementara, besok bisa dijalankan lagi tanpa ada perbaikan. Negara wajib bertanggung jawab terhadap korban yang keracunan. Pihak ketiga sebagai penyelenggara juga harus dimintai pertanggungjawaban, dan aparat penegak hukum wajib mengusut dugaan pidana,” tegasnya.
LBH Padang juga menilai pelaksanaan program MBG terkesan serampangan dan minim pengawasan, meski menggunakan anggaran besar negara.
“Program strategis dengan anggaran triliunan rupiah tidak boleh dijalankan secara ugal-ugalan. Ini soal nyawa rakyat, jangan sampai program dijadikan alat pencitraan atau keuntungan bisnis. Pemerintah tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya,” ujarnya.
Adrizal memastikan LBH Padang akan terus melakukan advokasi terhadap kasus ini. LBH juga telah membuka posko pengaduan untuk menghimpun bukti dan laporan masyarakat, baik berupa dokumen, foto, maupun video, yang nantinya akan dijadikan bahan advokasi hukum.
“Kami akan kawal kasus ini sampai tuntas. Negara harus paling bertanggung jawab atas insiden ini,” pungkasnya.
Baca juga: Serba-Serbi MotoGP Indonesia 2025: Valentino Rossi dan Marc Marquez Terlibat Perang Komentar
Jumlah Korban
Pemerintah Kabupaten Agam mencatat sudah sebanyak 122 korban kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditangani layanan kesehatan di daerah tersebut, Jumat (3/10/2025).
Melalui informasi dari akun diskominfo.agam, 122 korban tersebut menjalani perawatan di layanan kesehatan Puskesmas Manggopoh, RSIA Rizki Bunda, dan RSUD Lubuk Basung.
Untuk korban di Puskesmas Manggopoh terdata ada sebanyak 70 pasien yang telah mendapat penanganan medis.
Rinciannya, 66 orang pasien anak, empat pasien dewasa, dari total 70 pasien tersebut empat di antaranya dirujuk ke RSUD Lubuk Basung dan tiga lainnya ke Puskesmas Lubuk Basung.
Baca juga: Bulan Lalu BBPOM Padang Klaim Awasi Pelaksanaan MBG, Kini Malah 110 Korban Keracunan di Agam
Sedangkan di RSIA Rizki Bunda ada sebanyak tujuh pasien anak yang sempat menjalani perawatan.
Dari tujuh tersebut tiga masih menjalani perawatan, satu sudah dipulangkan, dan dua lagi menjalani rawat jalan.
Terakhir di RSUD Lubuk Basung total ada 45 pasien yang terdata, terdiri dari 40 pasien anak dan lima orang dewasa.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 12 korban keracunan massal diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (3/10/2025).
Baca juga: Hasil FP1 MotoGP Indonesia 2025, Luca Marini Tercepat dan Marc Marquez Tercecer Urutan Ke-5
Kepala Bidang Sarana (KTU) RSUD Lubuk Basung, Arno, mengatakan, jumlah pasien yang masih menjalani perawatan ini, merupakan pasien keracunan masala dari tanggal 1 Oktober.
Ia menyebut 12 pasien yang masih menjalani perawatan, sejak hari Rabu terus menunjukan perbaikan secara bertahap.
“Pasien yang masih menjalani perawatan sampai pagi ini (Jumat), masih mengalami mual. Jadi belum kami izinkan pulang untuk proses observasi,” ujarnya.
Menurutnya nanti siang kondisi para pasien akan kembali dicek oleh petugas medis, hasilnya akan menjadi rujukan apakah pasien boleh pulang atau tidak.
Baca juga: Lahan Pertanian di Salimpek Solok Rusak Akibat Saluran Irigasi Meluap, Tanaman Kentang Mati Terendam

Ia berharap para pasien yang masih dirawat bisa pulang hari ini dan menjalani istirahat di rumah agar bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Arno merinci, sejak Rabu (1/10/2025) hingga Kamis (2/10/2025) total 47 pasien keracunan massal yang menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung.
Pasien terakhir yang ditangani pihaknya akibat masalah keracunan massal masuk pukul 11.00 WIB, Kamis (2/10/2025).
“Dari total 46 pasien sejak hari pertama, 26 pasien dinyatakan sehat. Sisa 20 pasien kemarin (kamis) 8 pasien juga sudah diizinkan pulang. Sisa 12 pasien lagi yang menjalani perawatan di ruang rawat inap,” ujarnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
LBH Padang Buka Posko Pengaduan Korban Keracunan MBG di Agam |
![]() |
---|
Pakar Kesehatan Unand Ungkap Faktor Penyebab Keracunan MBG di Agam, dari Bahan Hingga Pengelolaan |
![]() |
---|
Update Korban Keracunan Massal MBG di Agam, Pemkab Agam Catat Total 122 Korban |
![]() |
---|
Bulan Lalu BBPOM Padang Klaim Awasi Pelaksanaan MBG, Kini Malah 110 Korban Keracunan di Agam |
![]() |
---|
12 Korban Keracunan Massal MBG di Agam Masih Dirawat di RSUD Lubuk Basung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.