Serak Gulo 2025
Tradisi Serak Gulo Warga Keturunan India di Kota Padang, Tradisi 450 Tahun Satukan Multi-Etnis
Kota Padang, Sumatera Barat kembali bersiap menyambut salah satu tradisi paling unik dan penuh makna, Serak Gulo.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Ringkasan Berita:
- Kota Padang kembali gelar Serak Gulo, tradisi 450 tahun yang menyatukan berbagai etnis.
- Tradisi berpusat di Masjid Muhammadan, jadi ruang silaturahmi dan akulturasi budaya.
- Warga keturunan India dari Sumbar hingga Jawa pulang untuk ikut berbagi gula.
- Anak sekolah dan etnis lain ikut menyumbang, menjadikan tradisi ini multi-etnis.
- Pemko Padang siapkan satu ton gula dan bazar kuliner untuk puncak acara 22 November.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Kota Padang, Sumatera Barat kembali bersiap menyambut salah satu tradisi paling unik dan penuh makna, Serak Gulo.
Perhelatan yang berpusat di Masjid Muhammadan, masjid tertua di Kota Padang dan jantung Kampung Keling, ini bukan hanya sekadar ritual agama, melainkan sebuah ruang perjumpaan yang sistematis, penawar rindu, dan ajang akulturasi budaya yang kian menguat.
Bagi komunitas keturunan India di Padang, yang telah menyebar hampir ke seluruh penjuru Indonesia, Serak Gulo adalah magnet yang menarik mereka untuk pulang.
Tradisi yang berakar dari kebiasaan Syekh Shanul Hamid, seorang ulama sufi India di Tamil Nadhu 450 tahun silam, ini diwarisi sebagai wujud rasa syukur atas rezeki setahun penuh dan sedekah dalam bentuk pembagian gula.
Seorang warga keturunan India Faradillah Yunus (47), yang merawat tradisi ini, mengungkapkan betapa kuatnya ikatan emosional yang terbangun.
Baca juga: Jadwal Acara Moji TV Sabtu 15 November 2025: Program Menarik Sepanjang Hari, Jangan Lewatkan!
Sejak Maulid Syekh Abdul Qadir Al Jailani selesai, ia sibuk menghubungi kerabat dari Sumbar, Riau, Jambi, Aceh, hingga Surabaya untuk berpartisipasi menyumbang gula.
"Penawar rindulah bagi kami," ujar Faradillah, yang ingatannya penuh dengan kenangan seru saat berebut gula di hari puncak mulai dari sendal putus, kaki terhimpit, hingga terkena bungkusan gula.
Setidaknya rasa kekeluargaan kembali terjalin, silaturahmi terus terjaga. Serta mampu mengakomodir rasa rindu yang sudah tertahan.
Demi menyambut saudara yang pulang kampung, keluarga Faradillah bahkan menyiapkan rumah, membuat kue, dan secara khusus menyiapkan air asam dan emping, menu khas yang disantap bersama sambil bercerita melepas rindu usai acara puncak.
Dari Sedekah Personal Menjadi Pesta Multi-Etnis
Meskipun berawal dari tradisi Islam keturunan India, Serak Gulo kini telah bertransformasi menjadi agenda kebersamaan multi-etnis.
Beberapa tahun terakhir, sumbangan gula tak lagi didominasi oleh warga keturunan India, tetapi juga diramaikan oleh masyarakat etnis lain seperti Minangkabau dan Tionghoa yang sudah lama berbaur di kawasan Padang Selatan.
Baca juga: Serak Gulo 2025, Tradisi Warisan India Muslim yang Hidup di Padang Sejak 450 Tahun Lalu
Bahkan, remaja dan anak sekolah ikut menyisihkan uang jajan, menyumbang seperempat kilo gula, demi niat dimudahkan mendapat ilmu.
"Kadang ada juga anak sekolah singgah. Kalau anak-anak itu saya suruh aja bungkus sendiri, sekalian proses regenerasi juga," tutur Faradillah, yang teliti membungkus gula dalam kain perca warna-warni bersama kakaknya, Nurjahan Yunus (56).
Total sumbangan gula dari berbagai etnis ini di hari puncak diperkirakan bisa mencapai ton-tonan, yang siap dibagikan kepada ribuan masyarakat dan wisatawan yang hadir.
Dukungan Penuh Pemerintah, 1 Ton Gula dan Bazar Kuliner
Meluasnya partisipasi ini memperkuat posisi Serak Gulo sebagai aset budaya kota.
Pemerintah Kota Padang, melalui Dinas Pariwisata (Dispar), telah menjadikan Serak Gulo sebagai agenda pariwisata resmi dan memberikan dukungan signifikan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Sani, mengonfirmasi kesiapan Pemko.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Aceh Sabtu 15 November 2025: Mayoritas Wilayah Berpotensi Hujan Ringan
"Tahun ini kami bakal menyiapkan satu ton gula untuk tradisi serak gulo yang akan berlangsung pekan depan (22/11/2025)," ujarnya.
Selain satu ton gula, Dispar juga akan menyiapkan bazar kuliner multi-etnis selama dua hari di sekitar lokasi.
Langkah ini diambil untuk melestarikan budaya, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan yang paling utama, menggerakkan roda perekonomian masyarakat melalui pelibatan UMKM.
Tradisi Serak Gulo di Padang, yang akan mencapai puncaknya pada Sabtu, 22 November 2025, kini adalah perpaduan harmonis antara nostalgia ratusan tahun, syiar agama, penawar rindu keluarga, dan sebuah pesta kebersamaan yang memperkuat keberagaman di Ranah Minang.(*)
| Serak Gulo 2025, Tradisi Warisan India Muslim yang Hidup di Padang Sejak 450 Tahun Lalu |
|
|---|
| Pemko Padang Siapkan 1 Ton Gula untuk Tradisi Serak Gulo 2025 |
|
|---|
| Tradisi Serak Gulo, Penawar Rindu Keturunan India di Kota Padang |
|
|---|
| Persiapan Warga Keturunan India Jelang Tradisi 'Serak Gulo' yang Melibatkan Etnis Lainnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/di-Pasa-Batipuh-Pasa-Gadang-Padang-s.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.