KHAZANAH serta jagat kuliner Asia Tenggara, dua nama ini punya tempat istimewa di hati para pecinta makanan: Nasi Padang dari Indonesia dan Nasi Kandar dari Malaysia.
Sekilas keduanya terlihat mirip, sepiring nasi putih ditemani beragam lauk berempah. Tapi saat dicicipi, keduanya menawarkan pengalaman rasa yang berbeda 180 derajat.
Asal Usul yang Sarat Warisan Budaya
Nasi Padang bukan sekadar makanan — ia adalah lambang budaya masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat.
Berakar dari tradisi menjamu tamu, sajian ini muncul sebagai simbol kemewahan dan kemurahan hati.
Jika masuk ke rumah makan Padang, jangan kaget apabila pelayan langsung menyajikan belasan piring kecil di meja, meskipun anda hanya makan sendiri.
Inilah tradisi “hidang” — gaya penyajian unik yang membuat pelanggan serasa sedang dirayakan seperti raja.
Konsep ini menunjukkan keramahan, kemewahan, dan semangat berbagi dalam budaya Minang.
Sementara itu, Nasi Kandar berasal dari Pulau Pinang, Malaysia. Nama “kandar” datang dari tradisi pedagang India Muslim pada abad ke-19 yang kala itu menjajakan makanan dengan memikul nasi dan lauk di atas bahu menggunakan kayu panjang.
Kini, Nasi Kandar sudah menjadi makanan nasional yang menjadi identitas kuliner tersendiri dan digemari dari warung mamak hingga restoran mewah oleh masyarakat.
Rasa: Kaya Santan vs Pekat Rempah
Nasi Padang identik dengan gulai bersantan kental, rasa pedas yang tajam, dan lauk yang dimasak dengan sabar hingga meresap.
Contohnya seperti rendang Minang yang legit, dendeng balado, ayam pop, pecel, dan gulai tunjang — semuanya kaya rasa dan penuh karakter.
Di sisi lain, Nasi Kandar lebih menonjolkan aroma dan cita rasa rempah India Selatan — hangat dan tajam aromanya seperti kari ayam, sambal sotong, kuah kicap pekat yang menciptakan sensasi rasa yang berbeda.
Uniknya, pelanggan biasanya minta “kuah campur” — Dimana berbagai gabungan jenis kuah disiram langsung ke nasi, menciptakan rasa yang enak dan tidak terlupakan khususnya buat pencinta sejati Nasi Kandar.