Kunci Jawaban

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Kunci Jawaban Masalah Media, LKPD, Strategi Pembelajaran, dan Penilaian

Editor: Primaresti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUNCI JAWABAN - Ilustrasi Studi Kasus PPG 2025, diunggah Rabu (30/7/2025). Referensi jawaban Studi Kasus PPG 2025 masalah media, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Strategi Pembelajaran, dan Penilaian.

TRIBUNPADANG.COM - Artikel berikut membahas mengenai contoh Studi Kasus PPG 2025, di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Pertanyaan yang muncul antara lain, "Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?" terkait pengalaman mengajar di kelas.

Soal Studi Kasus muncul di Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk para guru yang mengikuti pelatihan PPG Guru Tertentu Tahun 2025.

Selengkapnya, inilah soal kunci jawaban Studi Kasus PPG 2025 masalah media, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Strategi Pembelajaran, dan Penilaian.

Baca juga: Contoh Studi Kasus PPG Daljab 2025 Jenjang SD, SMP, SMA: Referensi Lengkap untuk Guru di Ruang GTK

1. Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media

Optimalisasi Media Pembelajaran untuk Materi Geografi Adaptif

Sebagai seorang guru Geografi di kelas XI SMA Harapan Bangsa pada tahun ajaran 2024/2025, saya dihadapkan pada tantangan yang spesifik terkait penggunaan media pembelajaran. Materi Geografi, khususnya topik mengenai mitigasi bencana dan peta tematik, seringkali dianggap abstrak dan kurang menarik oleh siswa.

Meskipun saya telah mencoba menggunakan buku teks dan beberapa gambar dari internet, saya merasakan kurangnya keterlibatan siswa dan kesulitan mereka dalam memvisualisasikan konsep-konsep kompleks.

Permasalahan yang Dihadapi:

Permasalahan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan dan ketidak-efektifan media pembelajaran yang digunakan. Buku teks dan gambar statis tidak cukup untuk menjelaskan proses terjadinya bencana alam secara dinamis atau bagaimana peta tematik dapat memberikan informasi yang kaya.

Siswa sulit membayangkan relief topografi dari gambar 2D, atau memahami dampak spasial dari suatu fenomena tanpa visualisasi yang kuat. Akibatnya, mereka cenderung kurang antusias, cepat bosan, dan kemampuan analisis keruangan mereka tidak berkembang optimal. Proses pembelajaran terasa satu arah dan kurang interaktif, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat visual dan spasial menjadi dangkal.

Bagaimana Upaya Anda untuk Menyelesaikannya?

Menyadari bahwa media lama tidak lagi relevan, saya memutuskan untuk secara aktif mencari dan mengintegrasikan media pembelajaran yang lebih interaktif dan visual. Langkah-langkah yang saya ambil meliputi:

  • Pemanfaatan Video Edukasi dan Animasi Interaktif: Saya mencari dan menyeleksi video-video dokumenter singkat serta animasi 3D tentang proses geologi, fenomena iklim, dan simulasi bencana dari platform edukasi online (seperti YouTube Edu, National Geographic, atau sumber dari BMKG). Video-video ini digunakan sebagai pengantar materi atau penjelasan mendalam tentang konsep yang sulit.
  • Integrasi Google Earth/Google Maps: Untuk materi peta tematik dan analisis keruangan, saya memanfaatkan fitur Google Earth dan Google Maps. Siswa diajak untuk "berkeliling" secara virtual ke berbagai wilayah, menganalisis topografi, pola permukiman, atau bahkan melihat dampak bencana dari citra satelit. Saya juga mendorong mereka membuat "tur" virtual dengan menandai lokasi-lokasi penting terkait materi.
  • Penggunaan Infografis dan Peta Interaktif Online: Saya memperkenalkan berbagai tool online untuk membuat infografis sederhana yang ringkas dan menarik (misalnya Canva) atau mengakses peta interaktif dari berbagai lembaga (seperti peta sebaran potensi bencana dari BNPB atau peta iklim dari instansi terkait).
  • Membangun Pojok Media Digital di Kelas: Saya mencoba mengalokasikan satu sudut kelas dengan proyektor mini dan laptop yang bisa diakses siswa untuk melihat-lihat media visual yang relevan, atau memutar ulang video pembelajaran yang sudah saya siapkan.

Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?

Hasil dari optimalisasi media ini sangat positif. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat secara drastis. Mereka menjadi lebih antusias saat video atau Google Earth digunakan. Diskusi kelas menjadi lebih hidup karena siswa memiliki visualisasi yang lebih jelas tentang topik yang dibahas.

Halaman
1234

Berita Terkini