Tabuik Piaman 2025

Festival Tabuik Pariaman 2025 Tuntaskan Enam Prosesi Jelang Hoyak Tabuik

Antusiasme masyarakat lokal dan wisatawan terlihat jelas di setiap sudut kota, menyaksikan warisan budaya yang turun temurun ini.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025- Masyarakat memadati kawasan Simpang Tabuik, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (4/7/2025). Hingga hari ini, Jumat,(4/7/2025), berbagai prosesi adat telah sukses dilaksanakan, menandai perjalanan panjang menuju puncak perayaan yang ditunggu-tunggu pada 6 Juli2025 mendatang. 

TRIBUNPADANG.COM,PARIAMAN – Suasana syahdu dan khidmat masih menyelimuti Kota Pariaman seiring berjalannya Festival Tabuik 2025.

Hingga hari ini, Jumat,(4/7/2025), berbagai prosesi adat telah sukses dilaksanakan, menandai perjalanan panjang menuju puncak perayaan yang ditunggu-tunggu pada 6 Juli2025 mendatang.

Antusiasme masyarakat lokal dan wisatawan terlihat jelas di setiap sudut kota, menyaksikan warisan budaya yang turun temurun ini.

Perjalanan Tabuik Piaman 2025 dimulai pada 27 Juni dengan prosesi Maambiak Tanah.

Baca juga: Usai Prosesi Maarak Saroban, Tak Ada Basalisiah di Simpang Tabuik Pariaman Malam Ini

Di tengah kegelapan malam, rombongan ahli waris mengambil segumpal tanah dari aliran Batang Muaro Pariaman, sebuah simbol kesucian dan permulaan penciptaan.

Tanah ini kemudian dimasukkan ke dalam periuk tanah liat, menjadi bibit awal dari Tabuik yang akan menjulang tinggi.

"Maambiak Tanah bukan sekadar mengambil tanah biasa, ini adalah ritual yang penuh makna. Tanah ini melambangkan asal muasal kehidupan, sekaligus titik awal peringatan gugurnya Imam Husain," jelas Bapak Zulbakri, Tuo Tabuik Pasa, saat ditemui.

Ia menambahkan bahwa prosesi ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan khusyuk, menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap tradisi.

Baca juga: Seruan Keras untuk ASN, Wako Pariaman Sentil Penyakit Mental ASN di Rangkaian Festival Tabuik 2025

Selanjutnya, pada 1 Juli, giliran prosesi maambiak Batang Pisang.

batang pisang yang telah ditanam ditebang dan diambil lalu dibawa ke rumah tabuik dengan iringan alat musik tradisional, melambangkan keberanian dan semangat perjuangan.

Batang pisang ini nantinya akan menjadi bagian penting dari konstruksi Tabuik.

Sehari setelahnya, 2 Juli, masyarakat melaksanakan ritual Maradai, yaitu prosesi mengumpulkan berbagai bahan dan sumbangan dari masyarakat.

Baca juga: Remaja Laki-Laki di Lima Puluh Kota Setubuhi Anak Bawah Umur Sebanyak 2 Kali dalam Rumah Kerabatnya

Suasana gotong royong terasa kental, dimana setiap individu turut berpartisipasi dalam persiapan Tabuik.

"Maradai ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan kekeluargaan dan gotong royong di Pariaman," kata Bapak Zulbakri.

Semua orang, tua dan muda, ikut serta dengan keikhlasan. Ini bukan hanya tentang Tabuik, tapi juga tentang mempererat tali silaturahmi dan menjaga tradisi secara turun-temurun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved