Tabuik Piaman 2025

Mengungkap Makna Festival Tabuik Pariaman: Pohon Pisang Jadi Simbol Generasi Penerus

Prosesi Maambiak Batang Pohon Pisang dalam rangkaian Festival Tabuik 2025 menyimpan makna tersendiri bagi masyarakat Pariaman.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
TABUIK PIAMAN 2025 - Algojo saat melakukan prosesi "maambiak batang pisang", Kamis (1/7/2025). Prosesi Maambiak Batang Pohon Pisang dalam rangkaian Festival Tabuik 2025 menyimpan makna tersendiri bagi masyarakat Pariaman. 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Prosesi Maambiak Batang Pohon Pisang dalam rangkaian Festival Tabuik 2025 menyimpan makna tersendiri bagi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat.

Ritual ini menjadi representasi filosofi hidup masyarakatnya, menggambarkan bagaimana mereka mempersiapkan generasi penerus.

Setiap tahapan prosesi ini merefleksikan nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun.

Menurut Tuo Tabuik Pasa, Zulbakri, batang pisang dipilih mengacu pada filosofis orang Pariaman.

Dimana batang pisang ini saat diambil buahnya, daunnya dan dicincang pelepahnya masih tetap bertahan untuk sementara waktu.

Baca juga: Prosesi "Maambiak Batang Pisang" dalam Rangkaian Festival Tabuik 2025, Hanya Sekali Tebasan

Batang pisang tersebut tetap berdiri kokoh sembari menunggu tunas disekitarnya tumbuh, setelah itu barulah batang pisang tersebut mati.

"Artinya orang Pariaman selalu mempersiapkan generasi berikutnya yang bisa diandalkan untuk masa depan," bebernya, Selasa (2/7/2025).

Begitulah batang pisang ini dijadikan filosofis bagi orang Pariaman.

Dalam pelaksanaan maambiak batang pisang oleh Tabuik Pasa, algojonya berhasil memancung keempat batang pisang dengan sekali tebasan.

Dalam prosesi maambiak batang pisang, di rangkaian Pesona Tabuik Budaya Piaman 2025, ada satu hal yang menarik yaitu pedang yang digunakan algojo untuk menebasnya.

Baca juga: Makna Prosesi Maambiak Tanah dalam Rangkaian Festival Tabuik 2025 di Pariaman

Niniak Mamak Tabuik Subarang, Suhermen Mursyid, mengatakan pedang yang digunakan dalam prosesi ini adalah pedang Jinawa.

Ia menyebut, prosesi manabang batang pisang  juga dapat disebut sebagai gambaran dari Tajamnya pedang Ziad Bin Syarik Attamimi.

"Ia merupakan, Algojo Padang Karbala yang menebas kepala Husain hingga terpisah dari badannya," ujarnya.

Porses penebangan batang pisang ini dilakukan dengan menggunakan pedang jinawi.

Pedang Jinawi sendiri adalah pedang yang dimiliki dan disimpan oleh Pandeka (dubalang) Tabuik Pasa secara turun temurun.

Baca juga: Dentuman Gandang Tasa Iringi Arakan Maambiak Tanah Festival Tabuik, Jalanan Kota Pariaman Macet

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved