Melalui kuliah umum dan pameran budaya ini, peserta yang terdiri atas mahasiswa, dosen, peneliti, dan pegiat budaya didorong untuk memaknai ulang konsep pinggiran, bukan sebagai ruang terbelakang, melainkan sebagai sumber pengetahuan dan nilai-nilai yang belum banyak dikenali.
Sebuah ajakan untuk tidak sekadar mendengar, tetapi juga mengakui dan berdiri bersama komunitas-komunitas tradisional dalam mempertahankan jati diri mereka di tengah dunia yang terus berubah.(TribunPadang.com/Wahyu SA,Magang FIB Unand)