Penemuan Mayat di Batang Anai

Korban Mutilasi Padang Pariaman Dipotong Pakai Parang, Keluarga Nilai Tak Logis & Duga dengan Mesin

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Rezi Azwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS PEMBUNUHAN MUTILASI- Pihak keluarga atau abang dari korban pembunuhan mutilasi sedang memadangi foto Septia Adinda yang ada pada dinding rumah duka di kawasan Balah Ilia Utara, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025). Keluarga korban, Donal, yakin bahwa korban dimutilasi dengan menggunakan alat dan bukanlah parang.

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Misteri di balik tewasnya Septia Adinda, mahasiswi asal Padang Pariaman, Sumatera Barat yang menjadi korban pembunuhuhan mutilasi, semakin dalam.

Keluarga korban, yang diwakili oleh ayah Dinda, Dasrizal, ibu Weni, dan paman Donal, mengungkapkan dugaan mengejutkan terkait cara pelaku menghabisi nyawa Dinda.

Mereka yakin, mutilasi tidak dilakukan secara sadis di kebun menggunakan parang, melainkan dengan alat yang lebih canggih, kemungkinan besar sebuah mesin.

"Melihat model potongannya, tidak masuk logika (menggunakan parang). Bisa jadi menggunakan mesin," ungkap Donal, adik Dasrizal, dengan nada yakin.

Baca juga: Liciknya Wanda Pelaku Pembunuhan di Padang Pariaman, Ngotot Tak Tahu Keberadaan Siska ke Polisi

Pernyataan ini muncul setelah keluarga melihat langsung kondisi potongan tubuh Dinda yang ditemukan.

Kecurigaan ini menambah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak kepolisian dalam kasus yang menggemparkan Pariaman ini.

Selain itu pihak keluarga juga meyakini pemotongan dilakukan oleh Satria Juawanda alias Koyek di pabrik tempatnya bekerja.

Hal itu mengacu pada asumsi alat yang digunakan oleh pelaku, alat serupa itu menurut pihak keluarga bisa ditemui di tempat kerjanya.

Baca juga: Jejak Misteri Hilangnya Dinda Korban Mutilasi, Tangisan Keluarga Pecah saat Potongan Tubuh Ditemukan

Dasrizal, ayah Dinda yang sehari-hari menjadi sopir truk, menuturkan bahwa putrinya adalah sosok yang mandiri dan bersemangat.

Dinda, yang masih terdaftar sebagai mahasiswi di STIE AKBP Khatib Sulaiman, bahkan rela cuti kuliah karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.

"Dia itu semi mandiri, kalau bisa meringankan orang tua daripada menyusahkan," ujar Dasrizal.

Dasrizal, saat ditemui di rumah duka menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin.

Hal itu ia sampaikan, meski kondisi ekonomi pihak keluarga sedang tidak stabil dalam beberapa waktu belakang.

Kondisi ekonomi itu pula yang membuat Septia Adinda mengambil cuti kuliah di STIE AKBP Kota Padang, beberapa waktu lalu.

“Tapi kalau anak saya berutang pada pelaku, saya tidak yakin. Saya pastikan itu tidak benar,” ujarnya.

KASUS PEMBUNUHAN MUTILASI- Ayah dari korban mutilasi yang bernama Dasrizal saat temui di rumah duka kawasan Balah Ilia Utara Lubuk aluang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025). Dasrizal menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
Halaman
12

Berita Terkini