Ia pun berharap ke depan, seluruh pabrik dan gedung di Kota Padang dapat dilengkapi dengan fasilitas hydrant sebagai langkah antisipasi kebakaran.
"Kita berharap ke depan, seluruh pabrik dan gedung di Kota Padang dilengkapi hydrant demi menjaga keselamatan dan mengantisipasi kejadian serupa," pungkasnya.
2. 18 Guru Besar FK Unand Sampaikan Sikap di Padang, Nilai Menkes Menyimpang
Sebanyak 18 guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, menyatakan keprihatinan terhadap kebijakan transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan.
Para guru besar melihat kebijakan ini menyimpang dari standar pendidikan kedokteran di Indonesia.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang berlangsung pada Selasa (20/5/2025), sebagai bentuk respons atas berbagai perubahan yang dinilai meresahkan dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia.
Salah satu guru besar, Prof. Dr. dr. Wirsma Arif Harahap, Sp.B (K) Onk, mengungkapkan bahwa keresahan itu muncul sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (Omnibus Law).
Awalnya, para akademisi melihat UU ini sebagai langkah positif untuk memperbaiki sistem pendidikan kedokteran di Indonesia.
Baca juga: Bunda PAUD Pasaman Barat Tegaskan Semua Anak Punya Hak Setara Dapatkan Pendidikan
“Kami sempat beranggapan ini akan menjadi perbaikan, menciptakan dua jalur pendidikan spesialis melalui universitas dan rumah sakit. Namun dalam pelaksanaannya, aturan ini justru menyimpang dari standar yang kami harapkan,” ujar Prof. Wirsma Arif Harahap kepada wartawan.
Ia menyoroti persoalan mutu pendidikan yang kini diawasi oleh rumah sakit tertentu, yang dalam pelaksanaannya dibimbing oleh institusi pendidikan tanpa tenaga ahli spesialis yang memadai.
“Sudah terjadi di beberapa rumah sakit dan universitas. Rumah sakit menjalankan fungsi pengawasan mutu tanpa dukungan SDM yang sesuai,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menanggapi isu perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan kedokteran yang belakangan menjadi sorotan publik.
“Bullying bisa terjadi di semua institusi pendidikan. Di Fakultas Kedokteran Unand, kami bahkan sudah merumuskan langkah penanggulangannya sejak 10 tahun lalu. Ini bukan isu baru, dan juga terjadi di banyak negara lain,” jelasnya.
Baca juga: KABAR DUKA Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf Meninggal Dunia di RS PON Jakarta
Namun menurutnya, isu tersebut saat ini justru dijadikan alat kampanye negatif yang merugikan citra pendidikan kedokteran.