Lifestyle

Tips Gunakan Aplikasi Peta Jadi Sahabat Terbaik, Ketahui Penyebab Sering Nyasar Padahal Pakai Maps

Editor: Emil Mahmud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HINDARI NYASAR LAGI:Tampilan peta digital Google Maps terlihat di layar monitor saat digunakan untuk mencari rute perjalanan di kawasan perkotaan pada siang hariFoto ini menjadi ilustrasi pemberitaan tentang fenomena sering nyasar meskipun sudah menggunakan Maps, yang umum terjadi khususnya di kalangan kaum hawa akibat sejumlah faktor seperti orientasi ruang, ketergantungan pada landmark, hingga gangguan sinyal GPS.

ERA digital seharusnya mempermudah segalanya, termasuk urusan mencari jalan. Aplikasi peta navigasi seperti Google Maps hadir sebagai penunjuk arah yang andal.

Namun, ironisnya, tak sedikit dari kita, terutama kaum wanita, yang tetap saja akrab dengan momen "nyasar cantik" meski layar ponsel setia menampilkan garis biru penunjuk jalan.

Fenomena ini seringkali menjadi bahan candaan, namun tahukah Anda bahwa ada penjelasan ilmiah yang menarik di baliknya?

Ini bukan sekadar soal kurang konsentrasi atau salah menekan tombol, melainkan berkaitan erat dengan cara kerja otak yang sedikit berbeda antara pria dan wanita dalam memproses informasi spasial.

Berbagai penelitian mendalam di bidang psikologi kognitif dan neurosains telah menyingkap tabir perbedaan kemampuan navigasi antara pria dan wanita.

Hasil studi menunjukkan bahwa arsitektur dan fungsi otak yang sedikit berbeda dapat memengaruhi bagaimana masing-masing gender memproses dan memanfaatkan informasi navigasi, termasuk dari aplikasi peta digital.

Dr. Carl Pintzka, seorang peneliti terkemuka dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa secara umum, otak pria cenderung lebih efisien dalam memproses informasi yang berkaitan dengan representasi spasial abstrak.

Yakni, seperti koordinat geografis dan arah mata angin. Area otak yang bertanggung jawab untuk pemetaan mental dan pemahaman hubungan antar objek dalam ruang cenderung lebih aktif dan terhubung pada pria.

Sebaliknya, penelitian yang sama menunjukkan bahwa otak wanita cenderung lebih mengandalkan memori visual dan landmark atau patokan objek konkret di lingkungan sekitar sebagai acuan navigasi. Mereka lebih mudah mengingat rute berdasarkan bangunan unik, warna toko, atau ciri khas visual lainnya.

Baca juga: Tips Membangun Personal Branding lewat Media Sosial, Catatan Khusus untuk Mahasiswa

HINDARI NYASAR LAGI:Tampilan peta digital Google Maps terlihat di layar monitor saat digunakan untuk mencari rute perjalanan di kawasan perkotaan pada siang hariFoto ini menjadi ilustrasi pemberitaan tentang fenomena sering nyasar meskipun sudah menggunakan Maps, yang umum terjadi khususnya di kalangan kaum hawa akibat sejumlah faktor seperti orientasi ruang, ketergantungan pada landmark, hingga gangguan sinyal GPS.

Baca juga: Sopir Truk Keluhkan Ditilang Rp 500 Ribu Setelah Tersesat Ikuti Google Maps di Pekanbaru

"Pria cenderung menggunakan strategi orientasi yang berpusat pada arah, seperti 'belok ke utara' atau 'terus ke barat daya', sementara wanita lebih banyak mengandalkan petunjuk kontekstual seperti 'belok setelah toko berwarna kuning' atau 'ikuti jalan sampai ada pohon besar'," jelas Dr. Pintzka, sebagaimana dikutip dari publikasi ilmiah NTNU.

Implikasinya terhadap penggunaan aplikasi peta digital cukup signifikan. Ketika aplikasi hanya menyajikan arahan berupa garis biru di atas peta dengan keterangan jarak dan arah mata angin, tanpa penekanan pada landmark visual yang jelas.

Sebagian wanita mungkin mengalami kesulitan dalam menerjemahkan informasi abstrak tersebut ke dalam representasi mental ruang yang nyata.

Mereka kesulitan membayangkan secara tiga dimensi di mana posisi mereka sebenarnya relatif terhadap lingkungan sekitar hanya berdasarkan angka dan panah.

Selain perbedaan kognitif dalam pemrosesan spasial, faktor psikologis juga turut berperan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi saat mengemudi di area yang tidak familiar atau dalam kondisi terburu-buru.

Stres dan kecemasan dapat mempersempit fokus perhatian dan mengganggu kemampuan otak untuk memproses informasi navigasi secara efektif, termasuk membaca peta digital.

Dalam kondisi tertekan, otak mungkin lebih sulit untuk menyaring informasi yang relevan dan mempertahankan gambaran mental rute yang kompleks.

Namun, penting untuk menggaris bawahi bahwa perbedaan ini bukanlah batasan yang permanen. Otak manusia memiliki kemampuan neuroplastisitas yang luar biasa, yang berarti kemampuannya dapat dilatih dan diubah melalui pengalaman dan pembelajaran.

Beberapa studi menunjukkan bahwa dengan latihan navigasi yang terstruktur dan pemanfaatan fitur visual yang lebih kaya dalam aplikasi peta, seperti tampilan Street View yang memungkinkan visualisasi 360 derajat lingkungan sekitar atau mode 3D yang memberikan perspektif ruang yang lebih baik, kemampuan orientasi spasial pada wanita dapat meningkat secara signifikan.

Tips Jitu Agar Aplikasi Peta Jadi Sahabat Terbaik, Bukan Musuh Terselubung:

Bagi para wanita (dan siapa saja yang sering "nyasar cantik"), berikut beberapa tips agar aplikasi peta digital benar-benar menjadi penolong yang andal:

1. Kombinasikan Kekuatan Visual dan Verbal: Jangan hanya terpaku pada arahan suara. Luangkan waktu sejenak untuk melihat peta secara visual, perhatikan garis rute, dan identifikasi landmark penting di sepanjang jalan.

2. Manfaatkan Fitur Visual Aplikasi: Aktifkan mode 3D atau gunakan fitur Street View sebelum memulai perjalanan untuk mendapatkan gambaran visual lingkungan sekitar dan mengenali patokan-patokan penting.

3. Fokus Penuh Saat Navigasi: Hindari distraksi seperti membalas pesan atau melakukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatian saat mengikuti arahan peta.

4. Pelajari Dasar-Dasar Membaca Peta: Pahami simbol-simbol umum, skala peta, dan bagaimana arah mata angin direpresentasikan dalam aplikasi.

5. Percayai Aplikasi, Namun Tetap Waspada: Aplikasi peta adalah alat yang canggih, namun terkadang bisa terjadi kesalahan. Tetap perhatikan rambu lalu lintas dan kondisi jalan di sekitar Anda. Jika ada ketidaksesuaian yang mencolok, jangan ragu untuk berhenti di tempat aman dan memeriksa kembali rute.

6. Aktifkan Panduan Suara yang Jelas: Atur volume suara panduan agar terdengar jelas tanpa mengganggu konsentrasi Anda. Dengarkan dengan saksama setiap instruksi yang diberikan.

7. Rencanakan Rute Sebelum Berangkat: Sebelum memulai perjalanan, tinjau rute secara keseluruhan. Identifikasi titik awal, tujuan, dan belokan-belokan penting. Ini akan membantu Anda memiliki gambaran mental yang lebih baik tentang perjalanan yang akan ditempuh.

8. Jangan Malu Bertanya: Jika Anda benar-benar bingung, jangan ragu untuk bertanya kepada orang di sekitar Anda. Informasi dari penduduk lokal terkadang bisa sangat membantu, terutama jika ada perubahan kondisi jalan yang belum terupdate di aplikasi.

Jadi, lain kali jika Anda merasa aplikasi peta seolah "berkonspirasi" membuat Anda tersesat, jangan langsung menyalahkan diri sendiri.

Ingatlah bahwa cara otak kita memproses informasi spasial bisa berbeda. Yakni lewat cara memahami kecenderungan ini dan memanfaatkan fitur aplikasi peta secara optimal.

Berikutnya, mengombinasikannya dengan pengamatan lingkungan sekitar, dijamin acara "nyasar cantik" akan semakin berkurang, dan perjalanan Anda di Kota Padang maupun di mana pun akan menjadi lebih lancar dan menyenangkan!

(Aisa Elvira, Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Unand, yang magang di TribunPadang.com)

 

Berita Terkini