TRIBUNPADANG.COM,PADANG PARIAMAN – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdampak pada menurunnya angka Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik terhadap ternak sapi dan kerbau di Padang Pariaman pada 2024.
Penurunan ini kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Padang Pariaman Zulkhailisman, terjadi karena gangguan kesehatan ternak selama PMK merebak.
Kondisi kesehatan tersebut menurutnya berdampak pada keinginan ternak untuk kawin karena badan suhu tubuh yang tidak normal dan konsumsi makanan berkurang.
"kemungkinan lain, ternak tersebut menunjukkan birahi akan tetapi peternak dan petugas IB tidak mau melakukan karena kesehatannya ternak itu sedang terganggu," ujarnya, dihubungi Jumat (21/2/2025).
Akibat gangguan ini, ada penurunan sekitar tiga ribu dosis IB dari tahun sebelumnya, dengan jumlah total dosis digunakan sebanyak 12 ribu dosis.
Baca juga: Fakta Mengejutkan Sebelum Tewas, CNS Ambil Tangkapan Layar Status WhatsApp Berisi Ancaman Pembunuhan
Suntik IB ini dilakukan pihaknya melalui 28 petugas IB yang terdiri dari 22 orang petugas swadaya atau non Aparatur Sipil Negara sedangkan sisanya merupakan Pegawai Negeri Sipil setempat yang merangkap sebagai petugas IB.
Ia mengatakan pada 2015 sampai 2022 rata-rata petugas IB di daerah itu dapat menyuntikkan sekitar 15 ribu dosis sel sperma jantan kepada ternak betina.
Diketahui, IB merupakan merupakan program pemerintah pusat sehingga seluruh sarana dan prasarana bahkan operasional dibiayai melalui APBN.
Namun, dalam dua tahun terakhir program IB dijalankan secara swadaya sehingga biaya pelaksanaannya dibebankan kepada peternak.
Biaya dasar yang dibebankan pada peternak tersebut berkisar Rp100 ribu per ekor.
Baca juga: 2.000 Dosis Vaksin PMK Ternak di Kabupaten Solok Tersalurkan, Upaya Tambahan Diajukan
Ia menyebutkan biaya IB tersebut pun tergantung dari bibit sperma ternak yang disuntikkan dan lokasi ternak berada.
"Jadi sekarang petugas IB yang menyediakan bibit dan peralatannya, mereka membeli secara mandiri," ujarnya.(*)