TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN – Program makan bergizi gratis yang diterapkan di SDN 17 Kampung Baru, Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), mempengaruhi kegiatan pedagang di sekitar sekolah. 

Selama lima hari program berjalan, banyak pedagang yang mengalami penurunan omset karena siswa tidak lagi membeli makanan dari kantin.

Para pedagang ini selama program berlangsung sempat tidak berjualan di sana, karena mengalami penurunan omset. 

Penurunan omset ini terjadi karena para siswa sudah mendapatkan program makn bergizi gratis. 

Penurunan omset paling terasa oleh pemilik penjaga kantin di area sekolah Ely, yang tidak berjualan lagi di kantinnya. 

Baca juga: Puluhan Kendaraan Hasil Tilang Terparkir di Polres Pasaman Barat, Ditutupi Rumput Liar

Ia menutup kantinnya karena tidak ada siswa yang belanja dan membuka warung di rumahnya yang berada di seberang sekolah. 

"Selama program berlangsung, tidak ada yang belanja. Makanya saya tutup kantin di dalam," ujarnya, Senin (13/1/2025).

Meski telah menutup kantin dan berjualan di rumahnya di depan sekolah, jumlah pembeli masih sama saja. 

Ia menilai program ini menimbulkan efek yang berbeda untuk setiap kalangan masyarakat. 

Baginya yang mencari makan melalui jualan di kantin sekolah program ini berdampak pada pemasukan.

Hanya saja bagi orang tua siswa, tentu lebih memudahkan dan meringankan mereka secara ekonomi. 

"Saya kira memang perlu solusi juga untuk masalah ini, biar semuanya bisa merasakan keuntungan dari program pemerintah," tuturnya.

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Dimulai di Payakumbuh, 3.084 Siswa Ikuti Uji Coba di 8 Sekolah

Program Dihentikan

Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), belum dapat memastikan kapan program makan bergizi gratis akan dilanjutkan. 

Program ini terhenti sementara akibat tidak tersedianya wadah makanan permanen.