TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI – Kota Bukittinggi mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut. Menurut data dari BPS, deflasi tercatat sebesar 0,28 persen pada September, setelah sebelumnya terjadi deflasi 0,32 persen pada Agustus dan 0,60 persen pada Juli.
Statistisi ahli muda BPS kota Bukittinggi, Chintia Anggraini, menyebutkan data tersebut menunjukan bahwa kegiatan perekonomian di Bukittinggi saat ini tengah lesu.
"Kalau kita lihat secara ekonomi makro, hal ini menunjukan uang beredar sedikit dan kegiatan ekonomi lesu, daya beli rendah. Kemungkinan besarnya hal ini terjadi karena berkurangnya pendapatan," jelasnya, Senin (21/10/2024).
Ia menambahkan hal ini menyebabkan berkurangnya aktivitas produksi, tentu ketika harga tidak menjanjikan produsen akan mengurangi produksi, salah satu imbasnya ialah pemutusan hubungan kerja.
"Efek lainnya tentu berpengaruh pada distributor atau para pedangang, ketika harga turun atau harga tetap sementara daya beli rendah pendapatan pedangang otomatis menurun," ujarnya.
Baca juga: Semen Padang FC Gelar Latihan Intensif Jelang Pertandingan Lawan Dewa United
Chintia menambahkan, untuk menekan efek negatif dari deflasi ini pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk menstimulus daya beli masyarakat.
"Stimulus dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya memberikan bantuan, atau pinjaman lunak kepada pelaku UMKM, mungkin juga berupa bantuan seperti bantuan berupa uang tunai kepada masyarakat, serta mendorong masyarakat untuk berbelanja di pasar," ucapnya.
Ia juga menambahkan secara mount to mount untuk bulan September, Kota Bukittinggi mengalami deflasi sebesar 0.28 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi kelompok yang memberikan andil terbesar.
Kemudian secara year to date, hingga September Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 1.21 persen, dengan kata lain jika dibandingkan dengan Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 1.21 persen.
Kemudian untuk year on year, Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 1.7 persen. Dengan kata lain, September 2024 dibandingkan September tahun lalu terjadi inflasi sebesar 1.7 persen.(*)