Tabuik Pariaman 2024

Makna Simbolik Pakaian Serba Putih yang Digunakan dalam Prosesi Maambiak Tanah Tabuik Pariaman

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Rizka Desri Yusfita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prosesi maambiak tanah dalam rangkaian Tabuik Piaman dilakukan oleh seorang pria dengan menggunakan pakaian serba putih dan deta dengan warna yang sama, Minggu (7/7/2024).

Peristiwa Asyura itu terjadi tepat pada 10 Muharram tahun 61 Hijriah atau bertepatan dengan 10 Oktober tahun 680.

Diketahui Tabuik ini menurut sejarah berasal dari orang India yang bergabung dalam pasukan Islam Thamil di Bengkulu tahun 1826, di bawah kekuasaan Thomas Stamford Rafles dari kerajaan Inggris.

Setelah perjanjian London 17 Maret tahun 1829, Bengkulu dikuasai oleh Belanda dan Inggris menguasai Singapura.

Hal itu menyebabkan pasukan Islam Thamil Bengkulu akhirnya menyebar, diantaranya ada yang sampai ke Pariaman.

"Sejak itulah perayaan Tabuik hadir dan terus dipelihara hingga jadi budaya masyarakat Pariaman," ujarnya.

Sementara penamaan Tabuik kata dia, muncul saat perang di Padang Karbala, atas kebesaran Allah SWT secara mengejutkan jenazah Husein (cucu Rasulullah SAW) diangkat ke langit menggunakan Buraq.

Buraq ini sejenis hewan, tubuhnya seperti kuda, kepalanya seperti manusia serta mempunyai sayap lebar dengan mengusung peti jenazah di pundaknya.

"Buraq pembawa peti tersebutlah yang dinamakan Tabuik," terangnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, Tabuik bagi masyarakat Pariaman merupakan sebuah budaya untuk penunjang pariwisata.

Dalam pelaksanaannya sebelum Hoyak Tabuik dimulai, masing-masing rumah Tabuik menyiapkan sebuah tempat persegi empat dan dilingkari dengan bambu.

Di dalamnya diberi tanda sebagai kiasan bercorak makam yang dinamakan Daraga.

Fungsi Daraga adalah sebagai pusat prosesi dan tempat pelaksanaan maatam.

Dengan adanya Daraga baru berlangsung sejumlah prosesi, pertama adalah prosesi maambiak tanah. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Berita Terkini