TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Siswi Padang Pariaman yang terbakar saat Goro di sekolahnya akhirnya tutup usia di RSUP M Djamil, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (21/5/2024).
Setelah mengalami perawatan berbulan-bulan akhirnya seluruh rasa sakit yang diderita Aldelia diangkat yang maha kuasa.
Pihak keluarga korban bernama Zul mengungkapkan jelang sore, Aldelia menghembuskan nafas terakhirnya dengan keadaan menyedihkan.
"Sejak di rumah sakit Padang keadaan Aldelia terus memburuk. Sampai badannya biru-biru dan mata berdarah," ungkap Zul.
Begitu pun dengan luka bakar Aldelia, lanjut Zul, lukanya semakin meruyak.
Baca juga: Soal Pemalakan di Gerbang Pantai Air Manis, Pengelola Turut Mengeluh, Sebut Tak Aturan "Jatah"
Untuk diketahui, Aldelia cukup lama menderita luka bakar di rumahnya tanpa obat dan infus.
Ia dipulangkan oleh rumah sakit RSUP M. Djamil Padang padahal belum cukup satu bulan perawatan.
Pihak keluarga menyayangkan kejadian tersebut dan bakal menuntut keadilan.
Bocah kelahiran September 2013 itu, hampir kehilangan nyawa, saat si jago merah menghinggapi seluruh tubuhnya.
Kejadian bermula saat siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 10 Durian Jantung, Nagari III Koto Aur Malintang, Padang Pariaman itu, sedang melakukan pelajaran olahraga, Rabu (28/2/2024).
Gurunya meminta siswa untuk gotong royong membersihkan kelas, di bagian luar kelas guru menghidupkan api untuk membakar sampah yang dikumpulkan siswa.
Di sana siswa mengelilingi api untuk melemparkan sampahnya, sampai akhirnya satu siswa laki-laki, menyulut api menggunakan bensin di dalam botol air mineral.
"Bensin itu diarahkannya ke Aldelia, sehingga api membakar pakaiannya," ujar kakak sepupu Aldelia, Dona.
Sontak lingkaran murid tadi langsung panik dan berhamburan, Aldelia yang masih dijilati api berlari ke kamar mandi.
Sialnya pintu kamar mandi sedang terkunci. Dengan kondisi api masih membakar bajunya bocah mungil itu berlari ke ruang kelas.
Beruntung guru olahraga melihatnya dan segera memadamkan api yang sudah menghanguskan sebagian besar tubuh Aldelia.
Melihat tubuh muridnya sudah meleleh digerogoti api, pihak sekolah langsung membawanya ke puskesmas terdekat, sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Lubuk Basung.
Baca juga: Nama Anggota DPRD Padang Pariaman Terpilih Periode 2024-2029
"Di RSUD Lubuk Basung, keadaan Aldelia tidak bisa mereka jamin, sehingga dibawa ke RSUP M Djamil," ujar Dona.
Dari RSUD Lubuk Basung ke RSUP M Djamil Padang, pihak sekolah tidak lagi mendampingi siswanya, meski dalam kondisi seperti itu.
Aldelia ditemani pihak keluarga ke RSUP M Djamil dan menjalani perawatan selama 35 hari di sana.
Sewaktu sampai di RSUP M Djamil, bocah yang tinggal bersama nenek dan kakaknya itu belum terdaftar BPJS.
Pihak keluarga harus merogoh kocek sebanyak Rp 2 juta lebih untuk biaya pemindahan dan pengobatan awalnya.
"Sekarang semua sudah ditanggung BPJS, tapi begitulah. Sebagai BPJS Aldelia tidak terlalu diacuhkan," ujar Dona.
Buktinya setelah 35 hari di sana dan menjalani empat kali operasi, saat luka bakar Aldelia sebanyak 80 persen baru sembuh 5 persen, ia sudah diperbolehkan pulang.
Pihak rumah sakit menyebut, kondisinya sudah tidak apa-apa tinggal penyembuhan luka bakar, hal itu bisa dilakukan di rumah.
Kendati kondisi keluarganya yang kurang mampu, Aldelia dibantu oleh saudaranya untuk pembiayaan pengobatan di rumah dan pergantian perban.
"Padahal ini masalah serius, harus diselesaikan sampai tuntas. Tapi itu keputusan pihak rumah sakit," ujar Dona.
Saat adik sepupunya sampai di rumah, Dona yang menukari perban Aldelia sekali dua hari.
Aldelia yang sudah hampir kehilangan nyawa, selama pengobatan juga kehilangan berat badan.
Dona menyebut, luka bakar yang diderita Aldelia mulai dari bagian dada hingga kaki.
Bagian paling parah terletak di sekitaran pinggang hingga paha. Di sana hanya tersisa daging penahan tulang.
Baca juga: Padang Pariaman Butuh Normalisasi Sungai, Perbaikan Jembatan dan Groin Pemecah Ombak
"Bagian ekornya sudah tidak ada yang tersisa, tulangnya bisa terlihat jelas. Seperti itu juga di bagian mata kaki kiri. Kalau tidak hati-hati tulangnya seperti akan meluncur keluar," ujar Dona.
Sampai sekarang Aldelia mungil tidak bisa bergerak sedikitpun, ia hanya terbaring terlilit perban di atas kasur.
Setiap Senin, pasca pulang dari RSUP M Djamil, ia melakukan kontrol rutin.
Sekali sewaktu kontrol kondisinya yang sangat lemah membuat Aldelia harus kembali dirawat beberapa hari, sebelum kembali pulang.
"Makin kemari, obat yang diberi pihak rumah sakit, makin susah memberi obat. Jadi kami pihak keluarga saja melengkapi," ujarnya.
Selama menjalani pengobatan, Dona mengaku belum ada pihak pemerintah mengunjungi adiknya.
Sampai akhirnya, kondisi Aldelia viral di media sosial, sejumlah masyarakat mulai melakukan donasi dan menjenguknya ke rumah.
Bahkan, pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan mulai berkunjung untuk melihat kondisi Aldelia.
"Kami berharap, Aldelia bisa mendapat perawatan semestinya. Bukan seperti saat ini. Kondisi luka adik kami ini sangat parah. Sudah dua bulan berlalu, baru sekitar 10 persen lukanya sembuh," ujar Dona, sesaat sebelum memalingkan wajah, mengedipkan matanya yang berair.
_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News