Literasi Digital Pasbar

Begitu Sulitnya Kehidupanku Seorang Anak Nelayan

Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kapal nelayan. Begitu Sulitnya Kehidupanku Seorang Anak Nelayan oleh Sofia Salsa, Putri Siswa MTsN 6 Pasaman Barat,Kecamatan Koto Balingka.

Oleh: Sofia Salsa, Putri Siswa MTsN 6 Pasaman Barat, Kecamatan Koto Balingka

Ketika berusia lima tahun, aku sudah mulai mengetahui arti kehidupan, keluargaku susah karena ayahku hanya seorang nelayan yang terkadang hidup serba kekurangan dan terkadang tidak bisa mencukupi biaya hidup sehari-hari. 

Suatu hari, Ibuku berfikir untuk membawaku pulang ketempat nenekku, kadang-kadang ayahku datang mengantarkan uang untuk kebutuhan keluarga, namun tidak pernah merasa berkecukupan. Lalu ibuku memutuskan untuk bertani, dan ibuku setiap hari pergi ke sawah dan tinggallah aku bersama dengan nenekku yang sudah tua. Ibuku pergi pagi pulang sore demi sesuap nasi.

Pada usia enam tahun dan akupun mulailah sekolah masuk TK (Taman Kanak Kanak) dan tinggal dirumah nenekku yang sudah tak berdaya, hari demi hari yang kami lalui, habis hari berganti bulan, habis bulan berganti tahun, akhirnya lama ibuku pisah ranjang bersama ayahku, namun setelah sekian lama ibuku pisah ranjang bersama ayahku, mereka bersatu kembali setelah ibuku melahirkan seorang adik satu satunya.

Akupun mulai masuk SD (Sekolah Dasar), namun setelah beberapa bulan saja aku masuk SD, nenek pun meninggal dunia, dan hidup semakin terasa hancur. Setelah nenekku tiada, hubungan ayah dan ibuku seperti bak semula, ibuku tidak mau tinggal di kampung ayahku, dan ayahku tidak mau tinggal dikampung ibuku.

Setelah nenek meninggal, aku pun tinggal bersama adik ibuku dan suaminya, aku memanggilnya dengan sebutan aunty dan paman mereka begitu perhatian padaku. Selama aku masih duduk di bangku SD sejak dari kelas 1 sampai kelas 3 semester satu, aku tidak pernah dapat juara kelas, bahkan aku tidak mengerti apa yang namanya juara, aku kira lebih baik rangking 10 dari pada dapat juara 1.

Baca juga: Si Bocil yang Gigih

Akan tetapi, begitu auntyku mengarahkan kepada yang lebih baik bahkan auntyku bilang, dia ingin
melihatku dipanggil guru kedepan ketika waktu penerimaan raport, maka timbullah dihatiku apa artinya anak pintar dari itulah timbul semangat dihatiku untuk lebih giat belajar. 

Pada penerimaan rapor kelas tiga semester dua, alhamdulillah aku mendapatkan juara 3 sampai aku kelas 4, dan kemudian di kelas lima akupun mendapat juara 2, dan Alhamdulillah di kelas 6 akupun bisa mendapat juara 1 sampai aku tamat SD. Dari situlah Aunty dan pamanku berfikir ke mana aku akan melanjutkan sekolah setelah aku
tamat SD ini, dan akhirnya mereka memasukkanku sekolah di MTsN 6 Pasaman Barat. 

Jarak dari rumah ke sekolah ku berkisar sekitar 8 kilometer dan setiap harinya paman dan aunty mengantar dan menjemputku ke sekolah. Selama aku masuk dibangku kelas 7, akupun banyak mengenal teman-teman yang begitu sangat baik dan juga guru-guru yang begitu hebat. 

Setelah beberapa bulan mengikuti pembelajaran, akupun memasuki ujian semester 1 dan alhamdulillah aku mendapatkan juara 1 bahkan juara umum. Terlihat begitu bahagianya paman dan auntyku membawa sebuah piala yang sangat besar. Ketika  auntyku menjemputku ke sekolah, dia menangis bahagia pada saat melihatku dan pada saat itu guruku mengasih sebuah hadiah yang begitu sangat indah. 

Dari situlah aku berfikir, ingin terus berjuang mempertahankan prestasi hingga di kelas 9 nantinya. Apapun kegiatan yang ada di sekolah semuanya aku ikuti seperti kultum,  upacara, drumband dan lain sebagainya.

Baca juga: Kunci Jawaban Modul 1 Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Topik Perencanaan Pembelajaran

Satu pesan auntyku yang selalu ku ingat, dimana ia mengatakan bahwa aku harus kuat, aku harus bisa karena aku adalah harapan keluarga dan auntyku satu satunya sehingga dengan modal itulah aku mudah-mudahan bisa meraih cita citaku. 

Namun aku berharap selama aku di MTsN 6 Pasaman Barat, aku bisa mengharumkan nama sekolahku. Suatu ketika, akupun dan teman-temanku dipanggil oleh guru di sekolah untuk mengikuti lomba KSM tingkat kabupaten di MAN 2 Ujung Gading sebagai perwakilan sekolah dan alhamdulillah kami mendapat juara 2 KSM tingkat Kabupaten setelah beberapa minggu menunggu hasil dari panitia. Setelah itu, kami lanjut ke tingkat KSM Provinsi yang dilaksanakan di MAN 2 Padang. Kami bersyukur bisa mewakili Kabupaten Pasaman Barat saat itu. 

Selain itu, beberapa bulan kemudian akupun dipanggil oleh Bapak Camat Koto Balingka untuk mengikuti lomba MTQ (Musabaqoh Tilawah Quran) perwakilan Kecamatan Koto Balingka. Setelah mengkuti lomba dengan baik, guru di sekolahpun memberikan aku sebuah amanah untuk pergi lomba Porsema pada tanggal 12 Januari 2024 dan aku mengikuti lomba puisi dan lomba Tahfiz. Alhamdulillah dengan semangat guru dalam membimbingku, aku bisa mendapatkan hasil yang sangat memuaskan yakni juara 1 lomba puisi dan juara 2 lomba Tahfiz. 

Alhamdulillah aku sangat bangga bisa meraih prestasi selama di MTsN 6 Pasaman Barat. Insya Allah aku akan pegang amanah yang diberi Aunty dan pamanku, aku harus menjadi orang berguna untuk masa depan nantinya. Tidak lama lagi aku akan meninggalkan sekolah ini, sedih rasanya untuk meninggalkan sekolah ini dan juga guru-guru yang selama ini aku sayangi dan yang telah mengajariku 3 tahun dan begitu juga dengan teman-teman ku semuanya.

Halaman
12

Berita Terkini