TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Yuliana Margaretha, seorang guru SD di Pauh, Padang, menceritakan bagaimana ia bisa keracunan hingga dirawat di RS Unand.
Ia merupakan satu di antara puluhan orang di Pauh yang mendadak mual, muntah, hingga diare.
Mereka satu per satu tiba di rumah sakit dengan keluhan itu pada Kamis (14/12/2023), dari siang hingga menjelang malam.
Pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini menyimpulkan bahwa mereka diduga keracunan setelah mengonsumsi bubur ayam di Pauh.
"Kemarin siang pukul 11.30 WIB saya muntah-muntah sampai delapan kali di sekolah, lalu dibawa pulang oleh suami, sampai di rumah mencret-mencret (diare)," kata Yuliana saat ditemui TribunPadang.com di RS Unand, Jumat (15/12/2023).
Guru SDN 17 Pauh itu menuturkan sebelumnya ia sempat sarapan bubur pada pukul 10.00 WIB kemarin.
Setelahnya, perutnya semakin sakit sehingga langsung dibawa suaminya ke RS Unand. Awalnya ia menyangka asam lambungnya kambuh.
Baca juga: Mahasiswa Unand dan Guru SD Dirawat di RS Unand, Diduga Keracunan Setelah Sarapan Bubur Kemarin
"Dua pekan sebelumnya udah asam lambung, pas di rumah sakit tak ada mikir keracunan, diperiksa dan dikasih obat oleh dokter, beberapa saat ternyata banyak pasien yang masuk lagi karena muntah-muntah dan gejala yang sama," kata warga Puncak Jawa Gadut ini.
Kemarin ia sarapan bubur lantaran mulai merasa asam di mulutnya, sehingga memilih sarapan bubur.
"Sarapan di sana ini kali kedua. Karena mungkin kemarin lapar, tak ada yang aneh dari rasa buburnya. Karena ramai juga pengen coba, ternyata enak makanya beli lagi. Tapi tak ada yang mencurigakan dari rasanya," tuturnya.
Gary Andreas, mahasiswa Teknik Informatika Universitas Andalas (Unand) juga harus dirawat di Rumah Sakit Unand sejak Kamis.
Tak jauh berbeda dengan Yuliana, ia menceritakan, kemarin sekitar pukul 09.00 WIB ia sarapan bubur di tempat langganannya. Gary tak merasakan apa-apa setelah sarapan.
Gary lantas bertolak ke Gedung H Unand untuk satu keperluan. Tiba-tiba ia mual, karena tak sanggup menahan ia langsung ke toilet dan langsung muntah.
"Muntahnya sangat kuat, sampai-sampai cairan empedu saya keluar, cairan warna kuning gitu, saya mikir apa tetap di gedung H atau ke RS, akhirnya saya putuskan untuk pergi ke RS sekitar jam 12.00 WIB lewat," kata Gary.
Setelah sampai di RS, ia muntah lagi di parkiran. Sepengetahuannya, muntah itu juga disertai keluarnya cairan empedu.
Ia lalu dibawa satpam dengan kursi roda ke dalam ruangan perawatan.
"Awalnya saya ditangani dengan maag dulu, dikasih obat, karena perkiraan awal itu maag. Namun, ga ada perubahan, saya tetap muntah, sakit perutnya malah bertambah, rasa-rasa dibelah gitu perut saya, dan saya mulai diare, diare cair gitu, awal-awal ada ampas lama-lama hilang ampasnya berganti darah, jadi merah diarenya," kata Gary.
Setelah itu dilakukan perawatan, akhirnya Gary menduga apa yang dialaminya ialah keracunan, sama seperti pasien lainnya.
"Saya dites darah dan ditunjukkan sel darah putihnya naik. Saya diberi perawatan, di kasih anti biotik. Sampai sekarang mulai membaik, namun untuk sekarang mualnya masih ada, diarenya masih ada tapi sudah tak berdarah lagi," terang dia.
Mahasiswa baru Unand ini mengakui sering sarapan di tempat yang sama. Namun sepekan terakhir ia merasa ada bahan-bahan yang dikurangi dari bubur yang ia santap.
Kualitas rasa, dan bumbunya makin hambar. Oleh sebab itu, untuk pertama kalinya ia pakai kecap asin untuk mengurangi rasa hambar di buburnya.
Baca juga: Dinkes Padang Segera Periksa Sampel Makanan Diduga Penyebab 20 Orang Keracunan di Pauh
"Sejak awal dia buka saya sering sarapan di tempat itu, karena memang rasanya enak, bumbunya enak, harganya relatif murah jadi orang ramai ke sana sampai kemarin," ujar dia lagi.
Ia kemarin sarapan seorang diri. Namun ia juga dengar kabar teman indekosnya juga ada yang sadapan di tempat itu.
"Dia cuma diare sekali dan tak kenapa-kenapa, mungkin karena imun tubuhnya kuat," tuturnya.
Ia tak menyangka mengalami kejadian seperti ini, padahal menurutnya lokasi sarapan itu bersih, rasa buburnya enak, dan penjualnya ramah.
Nurmalise, ibu Gary Andreas pada sore kemarin mendapat kabar bahwa anaknya diduga keracunan.
Mendapat kabar itu, ia langsung bertolak menuju Padang dan tiba pukul 05.00 WIB pagi tadi.
"Saya khawatir, langsung berangkat jam 3 sore dari Dumai, kaget juga kan, apalagi diduga keracunan," kata Nurmalise.
"Syukurlah sekarang udah mulai baikan, meski masih mual," tambahnya.
________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News