TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Kedua rumah Tabuik di Kota Pariaman baru saja menyelesaikan prosesi maambiak batang pisang dalam rangkaian Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2023, Minggu (23/7/2023).
Prosesi ini dilakukan bertepatan dengan 5 Muharam 1444 H dan merupakan prosesi kedua dalam membuat Tabuik.
Menurut Urang Tuo Tabuik Pasa generasi ke lima Zulbakri, prosesi ini memiliki makna mendramatisasikan pedang Husen dalam setiap pertempuran.
"Pedang Husen ini didramatisasikan karena setiap perperangan ia selalu menang," katanya, Minggu (23/7/2023).
Baca juga: Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2023 Berlanjut, Kini Berlangsung Prosesi Maambiak Batang Pisang
Jadi saat prosesi ini dijelaskannya, terjadi penebangan batang pisang yang dilakukan oleh seorang algojo.
Penebasan ini berlangsung satu kali dan batang pisang ini langsung terpisah.
Pedang yang digunakan algojo ini kata Zulbakri bernama janewa.
Pedang ini mencontoh pedang terdahulu yang pernah digunakan Husen.
Setelah batang pisang ditebas, barulah batang pisang itu diambil.
Prosesi ini berlangsung di Kelurahan Alai Galombang dan Kampuang Kaliang Kota Pariaman.
Baca juga: FOTO Prosesi Maambiak Tanah dalam Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2023
Menurut Mak etek sapaan akrab Zulbakri, batang pisang dipilih mengacu pada filosofis orang Pariaman.
Dimana batang pisang ini saat diambil buah dan daunnya serta dicincang pelepahnya masih tetap bertahan untuk sementara waktu.
Batang pisang tersebut tetap berdiri kokoh sembari menunggu tunas disekitarnya tumbuh, setelah itu barulah batang pisang tersebut mati.
"Artinya orang Pariaman selalu mempersiapkan generasi berikutnya yang bisa diandalkan untuk masa depan," bebernya.
Begitulah batang pisang ini dijadikan filosofis bagi orang Pariaman.
Dalam pelaksanaan maambiak batang pisang oleh Tabuik Pasa, algojonya berhasil memancung keempat batang pisang dengan sekali tebasan. (*)