TRIBUNPADANG.COM - Menjelang hari raya Idul Adha atau lebaran kurban, Pasar Ternak Muara Panas di Kabupaten Solok, Sumatera Barat ramai didatangi pengujung yang ingin melakukan jual beli sapi.
Jumlah sapi yang siap dijual di Pasar Ternak Muara Panas juga lebih banyak dari biasanya.
John Chandra (65) petugas administrasi pasar ternak mengatakan sejak pekan lalu jumlah sapi yang ada di Pasar Ternak Muara Panas tembus 1.000 ekor.
“Hari biasa hanya sekitar 500-an ekor,” katanya.
Baca juga: Mengenal Marosok, Proses Tawar Menawar Tradisional Memakai Kain Sarung di Pasar Ternak Muara Panas
Rustam (69) seorang pedagang sapi asal Nagari Bukik Sileh yang berada di kaki Gunung Talang, membawa 10 ekor sapi simental yang siap diperjualbelikan.
“Alhamdulillah sejak tadi pagi sudah laku satu ekor. Sapi simental untuk kurban. Laku 26 juta,” katanya.
Selain mangkal di Pasar Muara Panas, Rustam juga rutin menjual sapi di Pasar Palangki, Kabupaten Sijunjung. Di Palangki, pasar ternak buka setiap Sabtu.
“Rata-rata yang di sini juga berjualan di Palangki. Jadi antar sesama pedagang sapi ini sudah akrab dan saling mengetahui,” katanya lagi.
Baca juga: Panduan Perjalanan Menuju Pasar Ternak Muara Panas Solok, Tempat Jual Beli Sapi Terbesar di Sumbar
Sedangkan Rafhel (29), juga menjual sapi di pasar ternak Muara Panas. Ia datang dari Painan, Pesisir Selatan dengan dua pikap yang mengangkut tujuh ekor sapi.
Karena jaraknya yang lumayan jauh, setelah ini Rafhel berencana tidak akan langsung balik ke Painan.
Ia bilang akan mendatangi pasar ternak lainnya yang buka hari Selasa, yaitu di Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar.
Kemudian pada hari Kamis, Rafhel akan menuju pasar ternak Nagari Cubadak di Limo Kaum, juga di Tanah Datar.
“Target hari raya Idul Adha ini ingin menjual 7 ekor sapi. Sampai hari ini baru dua ekor yang laku,” katanya.
Baca juga: Mengunjungi Hiruk Pikuk Pasar Ternak Muara Panas Solok, Pasar yang Sudah Eksis Sejak Era Kolonial
Rafhel mengatakan kalau stok sapi yang dibawanya habis, ia akan segera membeli sapi dari pedagang lain, dan akan menjualnya kembali.
Sementara itu, proses tawar menawar harga di pasar ternak memakai sistem marosok.
Marosok adalah cara tradisional untuk mengetahui berapa harga sapi yang dijual pedagang.
Pembeli dan pedagang akan saling bersalaman di bawah kain atau baju sehingga tidak diketahui orang lain.
Besaran harga sapi ditentukan berdasarkan bahasa isyarat dari jumlah jari yang digenggam.
Aktivitas jual beli di pasar ternak Muara Panas berakhir pukul enam menjelang magrib.
Setelah itu, hingga malam hari, para pedagang akan berangsur-angsur pergi meninggalkan pasar dan membawa sapi-sapi mereka ke rumah masing-masing atau pergi ke pasar ternak lainnya yang ada di Sumatera Barat.
(TribunPadang.com/Nandito Putra)