Sedangkan untuk biaya tidak ada mengalami kendala dikarenakan adanya sanak saudara yang membantu, begitu juga dengan rekan di tempat kerjanya sangat membantu korban pada saat sakit.
"Suami saya memang sempat bercanda bahwa untuk melarikan diri dari rumah sakit itu mudah, yaitu tinggal membuka gelang tanda pasien dan tinggal berjalan seperti biasa. Makanya saya yakin bahwa suami saya melarikan diri karena rindu dengan anaknya," katanya.
Ia menceritakan selama sakit di rumah suaminya tidak sanggup untuk berjalan dikarenakan kakinya sakit, sejak Januari hanya berada di kasur, bahkan untuk pergi ke kamar mandi saja tidak sanggup, kecuali berlatih berjalan.
Afnizar membenarkan bahwa dirinya tidak setuju dilakukan visum dalam dikarenakan memakan waktu selama lebih kurang satu minggu, dan membuat jenazah korban semakin lama dimakamkan.
"Keluarganya juga tidak menerima dilakukan visum, biarlah kami menerimanya. Mungkin sudah disana pula jalan dari Tuhan, tetapi kalau dikatakan bahwa bunuh diri saya tidak menerimanya," katanya.
Sementara itu, Afnizar mengatakan untuk perawat di rumah sakit tidak ada lalai.
"Mereka yang membangunkan saya saat Abang (suami) tidak ada di tempat tidur rumah sakit," pungkasnya.
(TribunPadang.com/Rezi Azwar)