TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Sopir angkot trayek 448/54 rute Pasar Raya-Kampus Unand Limau Manis keluhkan sedikitnya pendapatan sejak kehadiran Trans Padang koridor VI.
Salah seorang sopir Iyal (51) mengaku sejak ada Trans Padang koridor VI hanya mampu membawa uang Rp 50 Ribu sehari.
Sementara sebelum ada Trans Padang bisa membawa Rp 200 Ribu sampai Rp 300 Ribu per hari.
"Kami hanya bawa uang pulang Rp 50 Ribu, dengan hidup seperti ini, bapak bisa mengertilah," ujar Iyal.
Iyal menambahkan, Pemko Padang selalu mengatakan Trans Padang menguntungkan rakyat, namun rakyat mana yang diuntungkan.
Baca juga: Sopir Angkot Demo: Kami Tak Menolak Trans Padang tapi Jangan Monopoli Penumpang
"Kalau tidak, bapak ganti angkot kami, bisa kami buka usaha lain," ujarnya.
Iyal mengatakan, dulu Ia dibelikan angkot oleh orang tua dengan harga Rp 150 Juta namun sekarang tidak ada harganya lagi.
"Sejak trans Padang sudah jadi besi tua. Kalau tidak tagaduah pariuk nasi (tidak terganggu periuk nasi) tidak akan sampai kami ke sini," ujarnya.
Untuk itu, Iyal meminta agar Trans Padang dikaji ulang lagi agar tidak masuk ke Pasar Raya.
Diberitakan sebelumnya, Para sopir angkot rute Pasar Raya- Kampus Unand Limau Manis menggelar aksi di Halaman Kantor DPRD Kota Padang, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Temui Perwakilan Sopir Angkot Peserta Demo, Ketua DPRD Padang Janji Carikan Solusi
Pantauan TribunPadang.com para sopir angkot mulai berkumpul di Pasar Baru, Pauh.
Kemudian konvoi ke kantor DPRD Padang di Jalan Sawahan, Kota Padang.
Tampak spanduk bertuliskan sejumlah tuntutan yang dipasang di angkot hijau dan biru tua itu.
Di antaranya, tidak ada penembahan lagi bus Trans Padang di koridor 6.
Bus Trans Padang koridor 6 tidak masuk ke Pasar Raya karena dirasakan sangat merugikan angkutan kota trayek 448/54.
Baca juga: Breaking News: Sopir Angkot Rute Pasar Raya-Kampus Unand Demo Lagi, Minta Trans Padang Didata Ulang