Ketika berusia tujuh tahun, tepatnya pada tahun 1963, Syamsul Anwar dimasukkan oleh orang tuanya ke Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII) di kampung halamannya Midai, dan tamat dari sekolah tersebut tahun 1968.
Setelah duduk di kelas lima, pada tahun 1967 Syamul Anwar masuk Madrasah Muhammadiyah yang diselenggarakan sore hari sehingga sekolahnya dua kali, sekolah pagi di MII dan sekolah sore di Madrasah Muhammadiyah.
Di madrasah sore inilah Syamul Anwar mulai belajar pengetahuan agama secara lebih intensif kepada beberapa guru yang sebagiannya lulusan dari Mekah dan sebagian lain dari Thawalib Padang Panjang.
Mata pelajaran meliputi bahasa Arab, fikih, hadis, tafsir, tarikh dan tulisan Melayu (tulisan bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Arab).
Tamat dari MII pada tahun 1968, Syamsul Anwar pada tahun 1969 meneruskan pelajaran ke Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) di kampung halamannya.
Namun Syamsul Anwar hanya beberapa bulan saja belajar di sekolah tersebut.
Syamsul Anwar kemudian meninggalkan kampung halaman dan berangkat ke Tanjung Pinang di mana ia masuk Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN).
Di sekolah ini ia belajar selama enam tahun sampai tamat kelas enam pada tahun 1974.
Selama belajar di Tanjung Pinang, Syamsul Anwar banyak memanfaatkan waktunya untuk menambah pelajaran di luar sekolah
formal.
Antara lain ia mengikuti pelajaran privat bahasa Arab kepada beberapa guru dan ustaz.
Di antara yang paling banyak kontribusinya adalah Ustaz Abu Bakar Ali (w. 1981).
Ketika tamat PGAN 6 Tahun Tanjung Pinang Syamsul Anwar telah mampu berbahasa Arab dan membaca kita Arab.
Syamsul Anwar juga aktif mengikuti kegiatan sekolah terutama di bidang olahraga.
Ia adalah salah seorang, anggota tim pemain sepak bola sekolah yang kerap ikut serta dalam pertandingan pada berbagai event, juga dalam pertandingan persahabatan dengan berbagai klub sepakbola seperti persatuan olahraga PN Aneka Tambang, persatuan sepak bola Angkatan Laut dan lain-lain.
Syamsul Anwar juga tidak ketinggalan dalam aktifitas dakwah.